Delfi Vijja Paramita (kiri), Best 1 Penelitian Ekonomi Terbaik OSN 2018 (KalderaNews/IG @delfivijja) |
"Awalnya saya tidak menduga akan menang sebab sejak awal saya galau mau buat apa, tetapi sesudah dilalui dengan baik dan dengan dukungan dari banyak pihak, karenanya menjadi juara. Waktu pengumuman OSN, yang diumumkan hanya medali saja. Saat itu aku sudah sedikit pasrah alasannya ibaratnya pulang dengan tangan kosong, namun di simpulan program diumumkan perihal penelitian ini. Saya sungguh bahagia dan aku sungguh bersyukur pada semua pihak yang telah menolong aku selama ini," kenang gadis yang dalam kesehariannya dekat disapa dengan panggilan Delfi dikala bercerita pada KalderaNews lewat jaringan telepon, Senin, 30 Juli 2018.
BACA JUGA:
Sekolah di Jakarta dengan Segudang Prestasi di Olimpiade Sains Nasional 2018
Jika Ada Dua Hati Bertemu, di Situlah Pendidikan itu Berlangsung
Adri Lazuardi: Revolusi Industri 4.0 Tidak Bisa Kita Hindari
Diketahui, sebanyak 1.433 siswa dari jenjang Sekolah Dasar, SMP, dan Sekolah Menengan Atas berkompetisi dalam ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2018 di Padang, Sumatra Barat, 1-7 Juli 2018 kemudian. Keseluruhan penerima OSN XVII terdiri dari tingkat Sekolah Dasar/MI sebanyak 272 siswa, Sekolah Menengah Pertama/MTs 396 Siswa, dan Sekolah Menengan Atas/MA 765 siswa. Total partisipan kalau ditambah dengan pendamping, pembina, juri, asisten juri, panitia pusat, dan panitia kawasan meraih 2.159 orang.
Peserta OSN berlaga dalam 11 bidang lomba adalah Matematika, IPA, IPS, Informatika/Komputer, Kimia, Fisika, Biologi, Kebumian, Geografi, Astronomi, dan Ekonomi. Untuk jenjang Sekolah Dasar ada perlombaan mata pelajaran IPA dan Matematika. Peserta jenjang Sekolah Menengah Pertama perlombaan mata pelajaran Matematika, IPA, dan IPS dan di jenjang Sekolah Menengan Atas diperlombakan sembilan bidang sains, yaitu Fisika, Kimia, Matematika, Astronomi, Biologi, Ilmu Kebumian, Informatika/Komputer, Geografi, dan Ekonomi. Peserta OSN 2018 memperebutkan 420 medali terdiri atas: 70 medali emas, 140 medali perak, dan 210 medali perunggu. Delfi sendiri mewakili DKI Jakarta.
Bagi penulis buku digital berbahasa Inggris "DRD Warriors: Striving to Improve the King's Attitude" dan "Discover the Secrets of a School: How to Utilize Your School Years Optimally", pencapaian ini tentu sebab ia telaten dan tekun dalam proses. Apalagi, tema penelitian yang digeluti dan dilombakan di OSN 2018 termasuk tidak gampang. Tak mengherankan, sebab pencapaian ini, dia lantas memposting ucapan syukurnya di akun medsos pribadinya IG @delfivijja sembari menunjukkan makalahnya dengan caption "HASIL MEMANG TAK PERNAH MENGHIANATI USAHA.... TERIMAKASIH SEMUANYAAA YANG UDAH BANTUIN YA.... I REALLY REALLY APPRECIATE IT :) TIDAK AKAN ADA DIRIKU HARI INI TANPA ADANYA BANTUAN ENGKAU..." Status ini pun lantas mendapat beragam jawaban yang kebanyakan ucapan selamat.
Makalah yang dilombakan berjudul "Sinergikan Pajak dan Zakat demi Terwujudnya SDGs 2030 di DKI Jakarta" karya siswa SMAK 3 PENABUR Jakarta, Delfi Vijja Paramita (KalderaNews/IG @delfivijja) |
Tak disangka, kebingungannya itu akhirnya tercerahkan dengan peristiwa sederhana yang dialaminya. Ketika pulang sekolah dari SMAK 3 PENABUR, di tengah jalan beliau menyaksikan spanduk Baznas mengenai zakat. Dari situ lah ia tergerak hatinya untuk meneliti mengenai zakat. Begitulah, banyak hal besar memang dimulai dari hal-hal yang sungguh sederhana. So, jangan sepelekan pengalaman sesederhana apa pun.
"Selanjutnya seorang guru di SMAK 3 PENABUR menawarkan undangan mengenai zakat profesi. Di sanalah aku makin mantap untuk menciptakan makalah tentang zakat. Mengenai zakat profesi ini, aku lantas menghubungkan antara pajak untuk zakat alasannya dua hal ini sangat bekerjasama satu sama lain. Akhirnya judul makalah aku menjadi 'Sinergikan Pajak dan Zakat demi Terwujudnya SDGs 2030 di DKI Jakarta'," tegas siswa yang baru saja naik ke Kelas XII Sosial 2.
Pada KalderaNews dia pun bercerita tentang tantangan terberatnya dalam menciptakan makalah. Baginya, tantangan terberatnya yaitu proses membuat makalah itu sendiri. Kendati demikian, tantangan itu bisa dilaluinya karena intinya dia sosok yang suka bergaul dan terbuka dengan fatwa baru. Misalkan saat pengerjaan latar belakang, ia mengaku dibantu oleh guru pendamping dari luar yang pastinya disupport oleh guru-guru SMAK 3 PENABUR. Di latar belakang, khusunya bagian pendahuluan, beliau juga dibantu tak cuma guru pendaping dari SMAK 3 PENABUR , tetapi juga teman-temannya yang memang seorang Muslimah.
Delfi Vijja Paramita (KalderaNews/IG @delfivijja) |
Saat ditanya tentang cita-citanya, siswa yang kegemaran bergaul dan berbagi diri ini mengaku ingin menjadi orang yang memiliki kegunaan bagi bangsa. Konkretnya, beliau ingin menjadi pebisnis karena menurutnya pengusaha ialah faktor yang paling penting dalam perekonomian negera.
Menanggapi prestasi ini, Guru Ekonomi SMAK 3 PENABUR Jakarta, Justini, mengaku besar hati sebab Delfi tidak hanya terkungkung dalam lingkungan sekolah, tapi ia mau untuk keluar. Ia tidak mengeksklusifkan diri, tapi mau berbaur. Hal ini konkret dijalankan ketika beliau menyiapkan makalahnya dengan mengunjungi lembaga-forum zakat yang ada di Jakarta. Keterbukaannya pada orang gres dengan beragam latar belakangnya menjadi nilai tersendiri di tengah gosip-info pengikisan kebhinnekaan dan pluralisme akil balig cukup akal ini.
"Saat di Pelatda ia mendapatkan peran untuk membuat observasi yang hendak dinilai di OSN. Kebetulan Delfi ini mengambil judul yang memang nggak lazim alasannya kami kan sekolah Kristen. Karena secara umum dikuasai masyarakat Indonesia itu dominan Muslim, dia mengambil tema ekonomi Islam mirip yang disarankan dalam Pelatda. Karena Delfi tidak tahu, dia mencarinya dengan lebih bersemangat. Ia lantas mengambil tema zakat dan mencari informasinya ke tubuh-badan yang memang mengelola zakat. Karena itu kami bantu mencari dan menelepon tubuh zakat untuk penulisan perihal zakat," tegasnya.
Aktivitas penelitian Delfi Vijja Paramita di sejumlah forum zakat (KalderaNews/Dok.Pribadi) |
Saat ditanya lebih lanjut perihal sosok Delfi, dia menceritakan bila di kelas Delfi itu mampu mendapatkan nilai yang baik. Untuk lingkungan, ia juga sungguh peduli. Delfi tergolong eksklusif yang mudah berinteraksi dengan pihak luar. Dia juga paling seneng dengan daur ulang, sering ngumpulin daun-daun untuk didaur ulang. Tak hanya itu saja, dia juga erat dengan lingkungan sekolah lainnya.
Hal senada diungkapkan oleh Kepala Sekolah SMAK 3 PENABUR Jakarta, Jurkes Panjaitan. Ia lantas mengaku bangga dengan prestasi Delfi dan menegaskan bahwa sekolah akan terus mendorong anak-anak untuk berprestasi.
"Intinya sekolah memfasilitasi. Kami mendorong anak didik kami bukan cuma berprestasi dari akademik, tapi utamanya juga huruf. Program-program kami, adalah bagaimana membekali anak dalam dogma, ilmu dan pelayanan," tegas pria yang baru saja pindah tugas ke SMAK 3 PENABUR Jakarta dari Kota Tangerang.
"Kami punya acara-acara science club untuk merencanakan belum dewasa yang punya kelebihan. Salah satu ciri khas sekolah kami adalah memang menonjol di sciences: Matematika, Fisika, Kimia, tetapi final-selesai ini juga di Ekonomi mirip lewat Delfi," pungkasnya. (JS)
SIMAK VIDEO
Pernyataan Kesiapan BPK PENABUR Jakarta Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Oleh
Ketua BPK PENABUR Jakarta, Adri Lazuardi
Pernyataan Kesiapan BPK PENABUR Jakarta Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Oleh
Ketua BPK PENABUR Jakarta, Adri Lazuardi
* Jika merasa postingan ini berguna, silakan dishare pada saudara, sobat dan teman-temanmu.
Sumber https://www.kalderanews.com/