Benarkah Era Smartphone Asus Di Indonesia Sudah Selsai?

Model memberikan smartphone Asus yang gres diluncurkan di tahun-tahun yang telah berlalu (Foto: Dok. KalderaNews)
JAKARTA, KalderaNews.com - Pada Kamis, 1 Maret 2018, Asus rencananya bakal meluncurkan smartphone modern dari seri ZenFone Max yang diberinama ZenFone Max Plus M1 di Jakarta. Smartphone ini digadang-gadang mampu membuka jalan bagi smartphone Asus di 2018.

Namun harus diakui, 2018 memang menjadi tahun pertaruhan bagi smartphone Asus yang dalam 2 tahun terakhir ini penetrasinya tidak bergairah. Kondisi ini memang berbeda dengan kedatangan Zenfone 2 yang boleh dikata cukup menghebohkan di zamannya.

Berdasarkan data Priceza yang diperoleh KalderaNews, 3 tahun kemudian Asus memang menarik pelanggan Indonesia, tepatnya pada 2015. Waktu itu boleh dikata market Indonesia heboh dengan kehadiran Asus Zenfone 2. Tak ayal, Asus ZenFone 2 menempati posisi kedua di ranah popularitas merek dan model smartphone sesudah Apple iPhone 5s yang memang menjadi ponsel pintar yang paling populer dikala itu. Uniknya, Oppo F1 juga mulai menarik konsumen Indonesia.

Memasuki 2016 Asus terlempar dari posisi 3 besar, tetapi entah di posisi ke berapa. Pada 2016 Samsung Galaxy J1 Mini menduduki peringkat pertama dalam hal seri smartphone yang paling banyak dicari. Masih dari pabrikan yang sama, Samsung Galaxy J2 berada di posisi kedua dan ternyata Oppo F1 masih nangkring di posisi ketiga.

Tahun 2017 adalah tahun yang unik. Popularitas Xiaomi sebagai ponsel pintar yang paling terkenal di Indonesia berdasarkan penelusuran di Priceza tak terbantahkan lagi. Tak mengherankan, Xiaomi Redmi Note 4, Xiaomi Redmi 4X dan Xiaomi Redmi Note 4X menjadi terkenal. Temuan popularitas Xiaomi ini ternyata konsisten dengan statistik Xiaomi pada 2017. Pada kuartal tiga tahun 2017, Xiaomi sukses membukukan 80% peningkatan penjualan dengan sumber pertumbuhan yang berada di luar pasar Tiongkok. Lalu Asus dimana? Asus terperinci sudah terdepak dari 3 besar menurut data ini alias entah ada di posisi ke berapa.

Pada tamat Februari 2017, bahwasanya ada momen yang boleh jadi menandai kegamangan Asus Indonesia. Country Group Product Leader Asus Juliana Cen menentukan hengkang dan bergabung dengan Microsoft Indonesia dengan posisi baru ialah CMO Lead.

"Hari ini ialah hari kelulusan aku dari Asus. Saya udah melakukan pekerjaan di Asus sejak nyaris 12 tahun yang lalu. Perasaan aku seperti seorang anak yang mau melanjutkan sekolah ke luar kota. Ada perasaan duka karena akan berpisah dengan keluarga, dan juga ada perasaan bangga, karena saya akan menjalani petualangan gres, dan juga belajar hal-hal gres," tulis Juliana Cen yang diantarke rekan-rekan dekatnya di media waktu itu.

"Last by not least, saya ingin mengucapkan terima kasih banyak terhadap rekan-rekan media alasannya adalah selama karir aku di Asus ini, telah banyak menolong menunjukkan hasil review, awards, liputan, korelasi koordinasi, bahkan ada yang jadi sahabat dan juga ikut bergabung di Asus," imbuhnya.

Boleh dikata, Juliana Cen ialah sosok gigih dalam merebut pasar untuk Asus. Membaca cerita hidup dan perjalanan karirnya di Asus, bergotong-royong membaca suka-sedih keberadaan Asus di Indonesia. Tak mengherankan, kalau pada 2015 boleh dikata menjadi titik kulminasi Asus di Indonesia. Setelah itu, ....

Kalau ZenFone Max Plus M1 ini digadang-gadang menjadi pembuka jalan, pertanyaan besarnya adalah mampukah smartphone ini melakukan penetrasi yang bakal membuahkan hasil?

Kata Max di smartphone-ponsel pintar Asus tentu berhubungan dengan kesanggupan baterai sebagai fitur unggulan, seperti diakui Asus dalam seruan peluncuran
ZenFone Max Plus M1 yang sampai di meja redaksi KalderaNews. Tapi seberapa banyak sih hari ini pemakai smartphone terganggu dengan daya baterai? Kalau pun Anda seorang yang super sibuk, dimana-mana sekarang ini telah banyak kawasan untuk ngecharge smartphone. Banyak kemudahan biasa yang menyediakannya. Worth it?

Lalu jikalau dibilang versi ini ialah yang pertama yang mendukung fitur face unlock serta full-view display dengan ukuran layar 5,7 inci yang dibungkus ringkas mirip dimensi ponsel pintar 5,2 inci pada umumnya, benarkah ini yang pertama mendukung fitur face unlock?

Boleh dikata, pekerjaan mengungguli pasar di Indonesia itu tidak gampang di tengah kompetisi dan perang mutu yang tak terhindarkan lagi. Ini PR besar. Apalagi, tren kemerosotan Asus di Indonesia ternyata berbanding lurus dengan survei yang dirilis lembaga riset IDC.

Berdasarkan survei ini brand setempat Advan justru kuat dengan menempati top 3 ponsel pintar terlaris di Indonesia sepanjang 2017 sehabis Samsung di posisi pertama dan Oppo di peringkat kedua.

Berbasis data ini pula Advan ternyata menyalip posisi dari merek-merek global seperti Vivo (di nomor 4), Xiaomi (di nomor 5). Tragisnya, Asus dan Lenovo benar-benar terdepak dari peringkat lima besar. Makara, benarkah masa smartphone Asus di Indonesia benar-benar selsai? (JS)


* Jika merasa artikel ini berguna, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Sumber https://www.kalderanews.com/

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama