JAKARTA, KalderaNews.com - Direktur Eksekutif INDEF, Enny Sri Hartati menyebut kredit pendidikan (student loan) justru akan membebani mahasiswa alasannya tidak ada jaminan pekerjaan yang niscaya. Ia berargumentasi angka pengangguran masih tinggi.
Ia berpendapat, lebih baik kredit pendidikan ini bisa diarahkan yang lebih bermanfaat kepada para guru alasannya adalah guru telah melakukan pekerjaan . Selain itu, peningkatan kualitas guru juga akan menghipnotis peningkatan mutu pendidikan Indonesia.
Senada, ekonom Indef Bhima Yudhistira menganggap pemikiran Presiden Jokowi tentang kredit pendidikan (student loan) cukup berisiko.
Potensi gagal bayar masih besar karena kepastian menerima pekerjaan sesudah lulus dari perguruan tinggi di Indonesia cukup rendah.
Mengutip data BPS 2017 jumlah pengangguran terbuka lulusan sekolah tinggi tinggi atau universitas masih tinggi yakni di angka 5,18 %.
Sementara itu, persentase penyerapan tenaga kerja lulusan universitas hanya 12,06 persen alias turun dari tahun sebelumnya yang di angka 12,24 persen.
Angka-angka ini sebenaranya mau mengatakan bila tidak semua lulusan sekolah tinggi tinggi terserap di pasar. (FA)
* Jika merasa artikel ini berguna, silakan dishare pada saudara, sobat dan teman-temanmu. Sumber https://www.kalderanews.com/