Yuk, Identifikasi Jepang Melalui Pekan Raya Foto Arsitektur Ini

Pengunjung pekan raya Built Environment: An Alternative Guide to Japan di Lobi Gedung Perkantoran Sentral Senayan I, Jl. Asia Afrika No.8, Jakarta, Jumat, 25 Mei 2018 (KalderaNews/JS de Britto)
JAKARTA, KalderaNews.com - Sejak diresmikan di Jepang pada tahun 1972, The Japan Foundation berkomitmen mendukung pertukaran budaya internasional. The Japan Foundation memiliki tiga bidang utama, ialah pertukaran seni dan budaya, pendidikan bahasa Jepang di mancanegara, serta studi Jepang dan pertukaran intelektual.

Sebagai bagian dari kegiatan pertukaran seni dan budaya, The Japan Foundation berkala menggelar ekspo keliling dari satu negara ke negara lainnya. Pameran keliling kali ini berjudul “Built Environment: An Alternative Guide to Japan”, berisikan foto, teks, dan video yang memperkenalkan sebanyak 80 bangunan, pekerjaan teknik sipil, dan lanskap. Dalam lingkup temporal, pekan raya ini meraih kurun terbaru di simpulan kala ke-19 hingga ketika ini, termasuk memberikan setidaknya satu persembahan dari ke-47 prefektur di Jepang.

Jepang yakni negara kepulauan yang membentang dari utara ke selatan. Banyak daerah memiliki perubahan trend yang lengkap, dan negara ini memiliki keadaan geografi yang sungguh bermacam-macam. Namun, Jepang sering diterjang bencana, mirip gempa, letusan gunung berapi, tsunami, dan tornado. Oleh sebab itu, berbagai bangunan, pekerjaan teknik sipil, dan lanskap di Jepang sungguh mencerminkan kondisi-keadaan tersebut.

Dengan kata lain, rancangan mewah dan teknologi canggih bukan semata-mata yang membuat struktur bangunan di Jepang mempesona. Pameran ini menilai struktur bangunan tersebut selaku produk dialog antara latar belakang sejarah dan konteks spasial. Seorang mahir sejarah arsitektur, seorang pakar rancangan-lanskap, dan seorang kurator seni mempertimbangkan dari banyak sekali sudut dialog yang terjadi antara abad di mana Jepang memasuki zaman terbaru dan kurun sekarang setelah terjadi kemajuan ekonomi yang tinggi dan gelembung ekonomi.

The Japan Foundation dalam keterangan persnya pada KalderaNews memberikan Mereka membuat pameran ini untuk menghidangkan pemahaman yang lebih dalam perihal sejarah, lingkungan, dan budaya Jepang kepada para hadirin pameran. Pameran ini diharapkan menjadi sebuah tutorial alternatif yang meliputi aspek-faktor perihal Jepang yang jarang diperkenalkan sebelumnya.

Dalam bazar keliling kali ini, Indonesia menjadi negara tujuan pertama yang dikunjungi. Penyelenggaraan bazar ini menjadi bab dari program Peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Jepang di tahun 2018. Melalui bazar ini The Japan Foundation berharap masyarakat Indonesia berkesempatan untuk mengenal Jepang lebih bersahabat sehingga tercipta kekerabatan yang lebih erat.

Kurator ekspo ini ialah Shunsuke Kurakata (Associate professor, Osaka City University), Satoshi Hachima (Professor, Chiba Intitute of Technology) dan Kenjiro Hosaka (Curator, The National Museum of Modern Art, Tokyo). Pameran ini terbuka untuk biasa dan gratis di Lobi Gedung Perkantoran Sentral Senayan I, Jl. Asia Afrika No.8, Jakarta, 26 Mei – 9 Juni 2018.(JS)


* Jika merasa artikel ini berguna, silakan dishare pada saudara, teman dan teman-temanmu.
Sumber https://www.kalderanews.com/

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama