JAKARTA, KalderaNews.com - Tujuh dari sepuluh metode pendidikan unggulan di dunia berada di tempat Asia Timur dan Pasifik, di mana sekolah-sekolah di Tiongkok dan Vietnam menunjukkan pertumbuhan signifikan, berdasarkan laporan baru Bank Dunia yang dirilis di Jakarta, Kamis, 15 Maret 2018. Kendari demikian, di tempat ini 60 persen siswa berada di sekolah berkinerja rendah yang belum berhasil membekali mereka dengan keterampilan yang diharapkan untuk berhasil.
Laporan "Tumbuh Lebih Cerdas: Pembelajaran dan Pembangunan yang Adil di Asia Timur dan Pasifik" menemukan perbaikan pendidikan diperlukan untuk menjaga kemajuan ekonomi dan memberikan beberapa cara agar negara-negara di tempat ini mampu mengembangkan hasil pembelajaran siswa.
Mengambil pelajaran dari tata cara pendidikan yang sukses di Asia Timur dan Pasifik, laporan ini memperlihatkan serangkaian rekomendasi yang bersifat mudah untuk kebijakan-kebijakan utama dalam upaya memajukan pembelajaran sehingga siswa memperoleh kemampuan dasar dalam membaca dan matematika, serta keahlian yang lebih kompleks yang diharapkan untuk memenuhi permintaan pasar kerja kala depan.
"Menyediakan pendidikan bermutu tinggi untuk semua anak, terlepas di mana mereka dilahirkan, bukan hanya hal yang tepat untuk dikerjakan. Ini juga merupakan fondasi ekonomi yang besar lengan berkuasa dan cara terbaik untuk menghentikan dan membalikkan ketimpangan yang meningkat,” kata Victoria Kwakwa, Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik pada KalderaNews.
Seperempat dari jumlah anak usia sekolah di dunia (sekitar 331 juta) tinggal di Asia Timur dan Pasifik. Hingga 40 persen di antaranya bersekolah di metode pendidikan yang siswanya berada di atas rata-rata siswa negara-negara OECD. Sekolah-sekolah ini tidak hanya berada di negara-negara kaya seperti Singapura, Korea Selatan dan Jepang, tetapi juga di negara-negara berpenghasilan menengah seperti Tiongkok dan Vietnam.
Dan, seperti yang disampaikan dalam laporan tersebut, kinerja siswa tidak mesti dikaitkan dengan tingkat pemasukan suatu negara. Pada usia 10, misalnya, rata-rata siswa Vietnam memenangkan semua kecuali siswa papan atas di India, Peru dan Etiopia. (JS)
* Jika merasa postingan ini berfaedah, silakan dishare pada kerabat, teman dan sahabat-temanmu. Sumber https://www.kalderanews.com/
Laporan "Tumbuh Lebih Cerdas: Pembelajaran dan Pembangunan yang Adil di Asia Timur dan Pasifik" menemukan perbaikan pendidikan diperlukan untuk menjaga kemajuan ekonomi dan memberikan beberapa cara agar negara-negara di tempat ini mampu mengembangkan hasil pembelajaran siswa.
Mengambil pelajaran dari tata cara pendidikan yang sukses di Asia Timur dan Pasifik, laporan ini memperlihatkan serangkaian rekomendasi yang bersifat mudah untuk kebijakan-kebijakan utama dalam upaya memajukan pembelajaran sehingga siswa memperoleh kemampuan dasar dalam membaca dan matematika, serta keahlian yang lebih kompleks yang diharapkan untuk memenuhi permintaan pasar kerja kala depan.
"Menyediakan pendidikan bermutu tinggi untuk semua anak, terlepas di mana mereka dilahirkan, bukan hanya hal yang tepat untuk dikerjakan. Ini juga merupakan fondasi ekonomi yang besar lengan berkuasa dan cara terbaik untuk menghentikan dan membalikkan ketimpangan yang meningkat,” kata Victoria Kwakwa, Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik pada KalderaNews.
Seperempat dari jumlah anak usia sekolah di dunia (sekitar 331 juta) tinggal di Asia Timur dan Pasifik. Hingga 40 persen di antaranya bersekolah di metode pendidikan yang siswanya berada di atas rata-rata siswa negara-negara OECD. Sekolah-sekolah ini tidak hanya berada di negara-negara kaya seperti Singapura, Korea Selatan dan Jepang, tetapi juga di negara-negara berpenghasilan menengah seperti Tiongkok dan Vietnam.
Dan, seperti yang disampaikan dalam laporan tersebut, kinerja siswa tidak mesti dikaitkan dengan tingkat pemasukan suatu negara. Pada usia 10, misalnya, rata-rata siswa Vietnam memenangkan semua kecuali siswa papan atas di India, Peru dan Etiopia. (JS)
* Jika merasa postingan ini berfaedah, silakan dishare pada kerabat, teman dan sahabat-temanmu. Sumber https://www.kalderanews.com/