Tekfin Lahir Karena Keperluan Pembiayaan Umkm

Ketua Kelompok Kerja P2P Lending Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) sekaligus CEO Modalku, Reynold Wijaya (KalderaNews/Aftech)
JAKARTA, KalderaNews.com - Ketua Kelompok Kerja P2P Lending Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) sekaligus CEO Modalku, Reynold Wijaya memastikan tekfin lahir alasannya adalah kebutuhan untuk mengisi gap pembiayaan UMKM yang tinggi di Indonesia, yang meski sudah diakselerasi dengan sangat bagus, belum dapat sepenuhnya dicapai oleh forum keuangan lain selama ini, karena usia perjuangan yang masih muda, minimnya data dan ketiadaan agunan.

"Dibantu tekfin, UMKM di Indonesia diperlukan dapat menjelma bankable, sehingga tekfin dan layanan jasa keuangan incumbent bersifat saling mendukung dan melengkapi,” tandasnya.

Ia menyertakan OJK sendiri kerap menegaskan adanya gap pembiayaan sebesar Rp.988 triliun yang belum mampu dipenuhi oleh perbankan dikala ini. Fakta ini selaras dengan temuan studi Asian Development Bank di tahun 2017 bahwa terdapat gap pembiayaan sebesar US$57 miliar di Indonesia yang belum dapat didukung oleh lembaga keuangan formal.

Tekfin mempunyai peluangyang sungguh besar untuk membantu merealisasikan inklusi keuangan sesuai Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI), dengan prioritas jadwal nasional yaitu membuka saluran layanan keuangan kepada sedikitnya 75% masyarakatIndonesia yang belum bankable.

Di sisi dunia perjuangan, Indonesia berada dalam saat-saat yang terbangun berkat pertumbuhan teknologi dan pertumbuhan perusahaan rintisan yang terjadi dengan sungguh pesat di Asia Tenggara. Indonesia tercatat sebagai negara dengan jumlah perusahaan rintisan tertinggi di tempat ini dan diperkirakan akan meraih jumlah 13.000 pada tahun 2020 mendatang.

Oleh balasannya AFTECH mendukung segala bentuk inisiatif yang mendukung agenda nasional tersebut, termasuk rencana dikeluarkannya “Principal Based Guideline Fintech Provider” oleh OJK. Reynold mengungkapkan, khusus untuk aktivitas p2p lending, AFTECH sendiri sudah mempersiapkan “Pedoman Perilaku Layanan Pinjam Meminjam Daring yang Bertanggung Jawab” yang mau dipresentasikan terhadap seluruh pemangku kepentingan terkait dalam waktu bersahabat.

“AFTECH terus berkomitmen dan melakukan pekerjaan secara intensif untuk mendukung terbentuknya regulasi yang bijak, baik dari segi advokasi penyusunannya maupun dari segi implementasi operasional, serta melakukan edukasi terhadap publik supaya mereka dapat bertransaksi dengan kondusif dan tenteram,” terperinci Reynold.

Melalui AFTECH, para pelaku usaha juga saling menjaga kredibilitas, menentukan praktik yang akuntabel dan terus meningkatkan kapabilitas manajemen perjuangan, biar semakin banyak perusahaan tekfin Indonesia bermutu dan berkembang sesuai patokan internasional, utamanya untuk melindungi hak dan kepentingan konsumen akan layanan yang terpercaya, serta mendorong perkembangan ekonomi nasional.

“Dukungan atas kemajuan dan kapabilitas perjuangan tekfin berarti mendukung keinginan inklusi keuangan, serta terbukanya akses publik dan akselerasi pertumbuhan ekonomi,” pungkas Reynold. (JS)


* Jika merasa postingan ini berfaedah, silakan dishare pada kerabat, sahabat dan teman-temanmu.


Sumber https://www.kalderanews.com/

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama