Keriuhan pengunjung stan KBRI pada Pameran Dagang Musim Semi di Pyongyang, 21-25 Mei 2018 (KalderaNews/KBRI Pyongyang) |
PYONGYANG, KalderaNews.com - Beragam produk makanan dan minuman ringan dalam kemasan, perawatan tubuh dan aneka kerajinan tangan yang dipamerkan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Pyongyang, Korea Utara, pada Pameran Dagang Musim Semi, 21 – 25 Mei 2018, mempesona trend hadirin, baik masyarakat lokal maupun komunitas abnormal di Pyongyang.
Pameran Dagang Musim Semi yang ke-21 ini, disertai oleh sekitar 280 akseptor dari 15 negara, antara lain China, Indonesia, Iran, Itali, Jerman, Kuba, Mongolia, Rusia, Selandia Baru, Suriah, Thailand, dan tuan rumah Korea Utara.
Produk yang dipamerkan antara lain barang-barang elektro, alat transportasi atau truk, material atau mesin bangunan, perlengkapan rumah tangga, kesehatan atau obat-obatan, pakaian atau tekstil, kosmetik atau perawatan badan, makanan dan minuman ringan serta barang konsumsi lainnya.
Sekretaris Pertama pada KBRI Pyongyang, Darusman Afrikoko, pada KalderaNews menyampaikan sama seperti pada festival jualan sebelumnya, stan Indonesia tidak pernah sepi dari hadirin setiap harinya.
Para hadirin terlihat ingin tahu produk apa saja yang dipamerkan di stan KBRI Pyongyang kali ini karena pada setiap festival KBRI senantiasa memperlihatkan produk baru.
Pada pameran ini beberapa produk perawatan tubuh buatan Indonesia, yang belum beredar di pasar Korea Utara, ternyata sangat disukai para pengunjung, utamanya kaum hawa, baik warga setempat maupun ekspatriat.
Produk tersebut antara lain sabun mandi, masker untuk perawatan paras , dan krim untuk perawatan kulit, tangan atau kaki dengan aneka aroma: melati, anggur, mangga, pepaya, zaitun, kunyit, dan bacin kopi.
Pameran Dagang Musim Semi ke-21 di Pyongyang, 21-25 Mei 2018 (KalderaNews/KBRI Pyongyang) |
Seorang diplomat abnormal yang ditawari staf KBRI untuk merasakan permen dengan rasa kopi, berkomentar, “rasanya enak, terlebih kopi aslinya”.
Begitu pula warga lokal yang singgah di stan KBRI mengatakan, kopi Indonesia diminati di Pyongyang dan lebih lezat ketimbang kopi dari negara lain (dengan menyebut nama negara produsen kopi).
Tidak mirip pada umumnya stan akseptor festival yang ialah perusahaan (dalam dan mancanegara), sudah menjadi tradisi stan KBRI tidak memasarkan produk-produk yang dipamerkan.
Para hadirin berkesempatan untuk mencicipi produk masakan dan minuman di stan KBRI. Begitu pula, stan KBRI menawarkan “tester” krim perawatan badan atau kulit.
Pada hari terakhir pekan raya, KBRI memberikan sebagian barang atau produk yang dipamerkan terhadap importir lokal untuk sampel jikalau nantinya berminat untuk mengimpornya.
Selain produk mamin dan produk perawatan badan, para hadirin ternyata juga terpesona dan bahkan ingin membeli berbagai hiasan yang dipamerkan di stan KBRI, antara lain batik (selendang, kipas), kain tenun Sumatera Utara, kerajinan tangan (pahatan suku Asmat, gesekan kayu ayam atau bebek), topeng Jawa (motif batik), bokor kuningan khas Jawa, dan hiasan Jaranan Banyuwangi.
Darusman menerangkan, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pada pameran kali ini stan KBRI menampilkan dua foto dalam ukuran besar, Abang Jakarta yang berpakaian etika Betawi dan Putri Palembang dengan busana adab Sumatera Selatan, untuk mengingatkan para pengunjung bahwa Asian Games tahun ini akan diselenggarakan di Jakarta dan Palembang, Indonesia.
Foto yang dipajang tersebut ternyata juga menggelitik keingintahuan hadirin mengenai pakaian dan asesoris yang dikenakan Abang Jakarta dan Putri Palembang.
Melihat isu terkini pengunjung untuk berbelanja aneka macam barang atau produk yang dipamerkan di stan KBRI, Duta Besar Indonesia untuk Korea Utara, Bambang Hiendrasto, berharap para pengusaha di Korea Utara akan lebih antusiasuntuk mengimpor produk Indonesia. (JS)
* Jika merasa artikel ini berfaedah, silakan dishare pada kerabat, teman dan teman-temanmu. Sumber https://www.kalderanews.com/