Pengunjung melintasi Legenda Batu Tulis di Telogo Warno-Pengilon, Dieng (KalderaNews/JS de Britto) |
Dikelola dua kabupaten, ialah Banjarnegara dan Wonosobo, daerah yang pada demam isu kemarau (Juli dan Agustus) suhu udaranya mampu mencapai 0 °C di pagi hari dan memunculkan embun beku yang oleh masyarakatsetempat disebut bun upas atau embun racun alasannya menyebabkan kerusakan pada tumbuhan pertanian, ini mempunyai destinasi yang kaya akan lengenda.
Telaga Warna (Telogo Warno) (KalderaNews/JS de Britto) |
Telaga Warna (Telogo Warno) biasa dijadikan untuk sesi pemotretan model dan pre-wedding (KalderaNews/JS de Britto) |
Telaga Warna (Telogo Warno) ialah suatu telaga yang sering memunculkan nuansa warna merah, hijau, biru, putih, dan lembayung. Sementara itu, Telaga Pengilon sendiri warna airnya bening mirip tidak tercampur sulfur. Keunikan lain yang bisa dinikmati begitu kita sampai di antaranya yaitu pembatas kedua telaga tersebut hanyalah rerumputan. Karena sudah dimodernisasi maka kita bisa berjalan di antara dua telaga ini.
Batu Tulis (KalderaNews/JS de Britto) |
Sesajen (KalderaNews/JS de Britto) |
Dan pastinya tiga legenda ini sungguh bersahabat bagi penduduk setempat. Ketiga legenda tersebut ialah Legenda Batu Tulis, Legenda Jaran dan Legenda Batu Sumur.
Legenda Batu Tulis merupakan kerikil besar yang berada di "pulau" yang ada di antara Telogo Warno dan Telogo Pengilon. Konon kalau orangtua yang anaknya belum mampu membaca memohon pada Yang Maha Kuasa di kawasan batu ini berada maka si anak akan segera bisa membaca.
Legenda Jaran (dalam bahasa Indonesia, jaran berarti kuda) dulu menjadi daerah pertapaan Resi Kendaliseto. Di sini terdapat legenda yang menceritakan bahwa pada suatu hari hujan turn sangat deras dan ada seekor kuda yang kebingungan mencari daerah berteduh. Dia berlari kesana-kemari sampai balasannya memperoleh sebuah lobang besar lalu masuk ke dalamnya. Namun anehnya saat keluar keesokan harinya sudah dalam keadaan bunting. Dari legenda ini maka sekarang ada sebagian orang yang mempercayai bahwa gua ini mampu menolong kaum wanita yang ingin memiliki keturunan dengan cara bersemedi di dalamnya.
Pengunjung di depan Gua Sumur (KalderaNews/JS de Britto) |
Keberadaan legenda-legenda ini mempesona alasannya sejatinya di balik legenda ini umumnya disematkan nilai-nilai lokal, seperti untuk edukasi, untuk merawat, memelihara dan melestarikan alam. (JS)
* Jika merasa postingan ini bermanfaat, silakan dishare pada kerabat, teman dan teman-temanmu. Sumber https://www.kalderanews.com/