Masalah Bumn Ini Lebih Besar Dari Kasus E-Ktp

Diskusi "BUMN Dalam Lingkaran Oligarki" digelar Universitas Kristen (Unika) Atma Jaya Jakarta, Kamis, 8 Maret 2017 (KalderaNews/Ist)
JAKARTA, KalderaNews.com - Kaprodi Ekonomi Pembangunan Unika Atma Jaya, Yohanes Berchman Suhartoko menganggap upaya holding BUMN dalam tataran monopoli jika mengikuti paradigma para pemikir Chicago bukanlah sesuatu hal yang harus dikhawatirkan alasannya adalah selain bersifat temporal, monopoli tersebut timbul sebab proses produksi yang memang lebih efisien.

“Nah kenapa justru BUMN yang monopoli yang rugi? Itu pasti ada sesuatu. Tetapi menariknya kalau kita menyaksikan industri perbankan di Indonesia justru sungguh oligopoli yang riskan saat ada duduk perkara ekonomi. Meski demikian, saya melihat holding BUMN untuk bersaing di tingkat global merupakan hal yang baik asal diatur dengan baik,” ungkapnya dalam diskusi "BUMN Dalam Lingkaran Oligarki" yang digelar Universitas Nasrani (Unika) Atma Jaya Jakarta, Kamis, 8 Maret 2017.


Sementara itu, Akbar Aziz, Perwakilan Federasi Buruh Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II Lampung menuturkan pengelolaan BUMN masih carut-marut, tidak memperjuangkan nasib pekerja dan cuma menguntungkan segelintir pihak saat dikerjakan pengembangan anak perjuangan.

“Salah satu bukti yaitu investigasi BPK kepada Jakarta International Container Terminal maupun Terminal Peti Kelas Pelabuhan Koja didapatkan kerugian yang nilainya bila digabungkan lebih besar dari kasus E-KTP. Hal tersebut justru lepas dari perhatian,” paparnya. (FA)


* Jika merasa postingan ini berfaedah, silakan dishare pada saudara, sahabat dan sobat-temanmu.
Sumber https://www.kalderanews.com/

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama