International Youth Day 2018: Safe Spaces For Youth


JAKARTA, KalderaNews.com - Tidak banyak yang tahu kalau tiap tanggal 12 Agustus, dunia memperingati Hari Remaja Internasional atau International Youth Day. Hari peringatan ini pertama kali dicetuskan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 1998 dengan pandangan baru dasar mengembangkan info dan edukasi terkait dunia cukup umur secara bantu-membantu di seluruh dunia.

Pada 2018 ini Hari Remaja Internasional mengusung tema "Safe Spaces for Youth". Tema ini mau menegaskan bila cukup umur saat ini butuh dengan yang namanya ruang yang aman, dimana mereka mampu berkumpul bareng , terlibat dalam acara yang berkaitan dengan beragam kebutuhan dan minat mereka, berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan dan mengekspresikan diri mereka secara bebas.

"Meskipun ada banyak jenis ruang, ruang yang aman menjamin martabat dan keamanan dewasa. Ruang aman mirip ruang sipil memungkinkan perjaka untuk terlibat dalam info-info pemerintahan. Ruang publik memberi pemuda peluang untuk ikut serta dalam olahraga dan kegiatan rekreasi lainnya di masyarakat. Ruang digital membantu perjaka berinteraksi secara virtual lintas batas dengan siapa saja dan ruang fisik yang terpola dengan baik mampu membantu mengakomodasi kebutuhan bermacam-macam perjaka utamanya yang rentan kepada marjinalisasi atau kekerasan," tulis PBB di laman resminya.

Memastikan bahwa ruang-ruang aman bersifat inklusif, cowok dari aneka macam latar belakang khususnya mereka yang berasal dari luar komunitas setempat, harus diyakinkan akan rasa hormat dan harga diri. Dalam situasi kemanusiaan atau pertentangan yang beresiko misalnya, sampaumur mungkin tidak memiliki ruang untuk mengekspresikan diri sepenuhnya dengan nyaman.

Demikian pula, tanpa adanya ruang yang kondusif, perjaka dari ras atau etnis, gender, afiliasi keagamaan atau latar belakang budaya yang berlainan dapat merasa terintimidasi untuk berkontribusi secara bebas kepada masyarakat. Ketika cowok mempunyai ruang yang aman untuk terlibat, mereka dapat secara efektif berkontribusi pada pembangunan, termasuk perdamaian dan kohesi sosial.

"The 2030 Agenda for Sustainable Development, Goal 11 menekankan perlunya penyediaan ruang menuju urbanisasi yang inklusif dan berkesinambungan. Selanjutnya, New Urban Agenda (NUA) memastikan kembali perlunya ruang publik bagi cowok untuk memungkinkan mereka untuk berinteraksi dengan keluarga dan mempunyai dialog antar generasi yang konstruktif."

Selain itu, Program Aksi Dunia untuk Pemuda (WPAY) yang merupakan kerangka kerja PBB untuk pengembangan pemuda, mengutamakan penyediaan "acara wisata" sebagai hal yang penting bagi perkembangan psikologis, kognitif dan fisik bawah umur muda. Karena semakin banyak anak muda berkembang di dunia yang terhubung secara teknologi, mereka bercita-cita untuk terlibat lebih dalam dalam masalah politik, sipil dan sosial dan ketersediaan dan aksesibilitas ruang yang aman menjadi kian penting untuk mewujudkannya. (JS)

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan sobat-temanmu.
Sumber https://www.kalderanews.com/

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama