JAKARTA, KalderaNews.com - Lebih dari 4.500 warga negara Indonesia yang dinilai unggul sukses menempuh studi di Belanda dalam abad waktu 18 tahun semenjak diresmikan StuNed pada tahun 2000 silam.
Berangkat dari StuNed yang telah mencetak lulusan terbaik, para alumni StuNed setuju untuk mampu mengoptimalkan bantuan terhadap Indonesia dan juga mendorong kerjasama bilateral yang lebih komprehensif antara Indonesia-Belanda.
Untuk mencapai tujuan tersebut, berbarengan dengan program StuNed Awardee Welcoming Session untuk 55 Awardee StuNed 2018 di Aston Kuningan Suites, Jakarta Selatan, Minggu, 20 Mei 2018, Ikatan Alumni StuNed "I Am StuNed" pun diresmikan.
BACA JUGA:
Selamat 55 Kandidat Unggul dan Berprestasi Sabet Beasiswa StuNed 2018
Jangan Hanya Kaprikornus Mahasiswa, Jadilah Duta-duta Bangsa Indonesia
Hadir dalam peresmian ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 1993-1998, Ketua Selection Committee Beasiswa StuNed (2005-2009), dan alumnus Delft University of Technology, Prof. Dr. Wardiman Djojonegoro, Direktur Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Azis Nur Wahyudi, Penasehat Pendidikan Kedutaan Besar Belanda Sarah Spronk dan Direktur Nuffic Neso Indonesia Peter van Tujil.
Diharapkan, I Am StuNed menjadi wadah untuk menghubungkan, mengkomunikasikan, mengkolaborasikan dan mensinergikan pandangan baru, kesempatandan pemikiran alumni StuNed.
Banyak hal yang telah ditemukan selama studi di Belanda lah yang mendorong para alumni StuNed untuk mensinergikannya menjadi bantuan yang lebih bermakna.
Diharapkan pula, bidang kemampuan yang bermacam-macam mirip yang diprioritaskan StuNed maupun bidang strategis yang lain mampu menjadi aspek penggerak bagi peningkatan daya saing Indonesia di kurun global.
Harapan tersebut digarisbawahi oleh Prof. Dr. Wardiman Djojonegoro yang mempunyai andil besar dalam pengembangan beasiswa StuNed ialah selaku Ketua Selection Committee Beasiswa StuNed (2005-2009).
Wardiman yang juga merupakan alumni Belanda (Delft University of Technology) dan yang pernah memangku jawabatan selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (1993-1998) adalah salah satu tokoh pendidikan nasional yang mendukung acara kenaikan kapasitas mirip acara StuNed ini.
"Selamat pada asosiasi gres yang tujuannya mulia, tetapi aku tadi bisik-bisik sama ketua asosisasi: awas, tidak gampang mengumpulkan orang di Jakarta yang macet begini," terangnya. (JS)
* Jika merasa postingan ini berguna, silakan dishare pada kerabat, sahabat dan sobat-temanmu. Sumber https://www.kalderanews.com/
Berangkat dari StuNed yang telah mencetak lulusan terbaik, para alumni StuNed setuju untuk mampu mengoptimalkan bantuan terhadap Indonesia dan juga mendorong kerjasama bilateral yang lebih komprehensif antara Indonesia-Belanda.
Untuk mencapai tujuan tersebut, berbarengan dengan program StuNed Awardee Welcoming Session untuk 55 Awardee StuNed 2018 di Aston Kuningan Suites, Jakarta Selatan, Minggu, 20 Mei 2018, Ikatan Alumni StuNed "I Am StuNed" pun diresmikan.
BACA JUGA:
Selamat 55 Kandidat Unggul dan Berprestasi Sabet Beasiswa StuNed 2018
Jangan Hanya Kaprikornus Mahasiswa, Jadilah Duta-duta Bangsa Indonesia
Hadir dalam peresmian ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 1993-1998, Ketua Selection Committee Beasiswa StuNed (2005-2009), dan alumnus Delft University of Technology, Prof. Dr. Wardiman Djojonegoro, Direktur Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Azis Nur Wahyudi, Penasehat Pendidikan Kedutaan Besar Belanda Sarah Spronk dan Direktur Nuffic Neso Indonesia Peter van Tujil.
Diharapkan, I Am StuNed menjadi wadah untuk menghubungkan, mengkomunikasikan, mengkolaborasikan dan mensinergikan pandangan baru, kesempatandan pemikiran alumni StuNed.
Banyak hal yang telah ditemukan selama studi di Belanda lah yang mendorong para alumni StuNed untuk mensinergikannya menjadi bantuan yang lebih bermakna.
Diharapkan pula, bidang kemampuan yang bermacam-macam mirip yang diprioritaskan StuNed maupun bidang strategis yang lain mampu menjadi aspek penggerak bagi peningkatan daya saing Indonesia di kurun global.
Harapan tersebut digarisbawahi oleh Prof. Dr. Wardiman Djojonegoro yang mempunyai andil besar dalam pengembangan beasiswa StuNed ialah selaku Ketua Selection Committee Beasiswa StuNed (2005-2009).
Wardiman yang juga merupakan alumni Belanda (Delft University of Technology) dan yang pernah memangku jawabatan selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (1993-1998) adalah salah satu tokoh pendidikan nasional yang mendukung acara kenaikan kapasitas mirip acara StuNed ini.
"Selamat pada asosiasi gres yang tujuannya mulia, tetapi aku tadi bisik-bisik sama ketua asosisasi: awas, tidak gampang mengumpulkan orang di Jakarta yang macet begini," terangnya. (JS)
* Jika merasa postingan ini berguna, silakan dishare pada kerabat, sahabat dan sobat-temanmu. Sumber https://www.kalderanews.com/