![]() |
Peserta SPIRIT 2018 "Bangga Menjadi Indonesia" menyimak penjelasan cara menciptakan gerabah (KalderaNews/BPK PENABUR Jakarta) |
Kids zaman now sudah sepatutnya mengenal dan mempunyai rasa budaya nasional serta mengintegrasikan nilai-nilai kehidupan yang terkandung di dalamnya guna membentuk kekhasan jati dirinya selaku bagian dari bangsa Indonesia yang bermartabat.
Karenanya, memasukkan pendekatan budaya dalam pembelajaran mampu menjadi penyelesaian apik untuk mentransformasikan budaya sehingga pembelajaran menjadi lebih berarti dan kontekstual.
![]() |
Peserta SPIRIT 2018 "Bangga Menjadi Indonesia" menikmati menu kuliner tradisional Yogyakarta (KalderaNews/BPK PENABUR Jakarta) |
Dengan tema besar "Bangga Menjadi Indonesia", sebanyak 851 siswa-siswi kelas 5 dari 19 SDK PENABUR Jakarta yang tersebar di daerah Jabodetabek dan 89 pendamping mengikuti rangkaian Program SPIRIT 2018 di Yogyakarta pada 16-20 Maret 2018 lalu.
BACA JUGA:
Potret Nyata Kemandirian Anak-anak SDK PENABUR Jakarta
Ketua Panitia SPIRIT 2018, Lidya Ida Fatonah memastikan SPIRIT 2018 mempunyai tujuan mulia menanamkan kesadaran akan pentingnya rasa bangga menjadi bagian dari Indonesia semenjak dini.
"Sebagai bangsa yang besar, telah sepatutnya seluruh warganya menyayangi budaya bangsanya. SPIRIT ingin mengenalkan budaya. Seperti kita tahu, dikala bicara budaya, selain Bali, kita juga tak bisa mengabaikan Yogyakarta," tegasnya lewat jaringan telepon seluler pada KalderaNews baru-gres ini.
![]() |
Peserta SPIRIT 2018 "Bangga Menjadi Indonesia" memainkan permainan tradisional (KalderaNews/BPK PENABUR Jakarta) |
Pengenalan budaya dan nilai-nilai luhur di baliknya di usia dini, diyakininya, mampu menjadi modal kasatmata menghadapi kecenderungan kids zaman now yang lebih berkiblat dan gembira dengan budaya-budaya asing dan bahkan nyaris tidak memedulikan dan melupakan budaya bangsanya sendiri. (JS)
* Jika merasa postingan ini berguna, silakan dishare pada saudara, sobat dan sobat-temanmu. Sumber https://www.kalderanews.com/