Siswa Penabur Secondary Kg Tak Seperti Katak Dalam Tempurung

PENABUR Secondary Kelapa Gading (KalderaNews/Ist)
JAKARTA, KalderaNews.com - Kesan eksklusif label "sekolah internasional" untuk PENABUR Secondary Kelapa Gading tidak serta-merta menciptakan anak-anak didiknya menjadi mirip kata pepatah "katak dalam tempurung".

PENABUR Secondary Kelapa Gading yang menerapkan kurikulum cambridge (CIE) dan kurikulum nasional ini dalam proses kegiatan berguru-mengajarnya berhasil mencetak bawah umur didik yang mampu berdiri diatas kaki sendiri, percaya diri dan siap untuk melanjutkan pendidikan di universitas-universitas berbahasa Inggris ternama di seluruh dunia.

"Kita mempersiapkan mereka dengan pendidikan karakter semoga bisa menjadi pribadi yang mandiri, bertanggungjawab dan siap menghadapi tantangan global sehingga mereka tidak mirip katak dalam tempurung," tegas Kepala Sekolah PENABUR Secondary Kelapa Gading, Upper Secondary (Grade 10-12), Anthea Calista pada KalderaNews melalui jaringan telepon pada Jumat, 6 April 2018.

Salah satu contoh kasatmata dari proses belajar-mengajar di sekolah yang terletak di Jakarta Utara ini ialah keberhasilan dua siswa PENABUR Secondary Kelapa Gading yang pada 21 Maret 2018 kemudian mendapat kabar gembira dari National University of Singapore (NUS).

Philicia Marvella Trisno (12th grade) dan Alvin Theodorus (12th grade) mendapat full scholarship and living allowance dari kampus tersohor di Singapura tersebut. Philicia Marvella Trisno diterima di chemical engineering dan Alvin Theodorus diterima di life science.

Diketahui, National University of Singapore (NUS) memang menunjukkan beasiswa S1 untuk jurusan-jurusan yang terkait dengan sains dan teknologi untuk tahun akademik 2018-2019. Beasiswa S1 di NUS ini dinamai Science & Technology Undergraduate Scholarship.

Beasiswa S1 di NUS meliputi tanggungan biaya kuliah penuh serta biaya wajib yang lain, bantuan hidup per tahun sebesar S$ 6.000 (± Rp 58 juta), S$ 200 sumbangan penyisihan satu kali, dukungan akomodasi tahunan dan tiket pesawat PP Indonesia-Singapura. Selain itu, nantinya sesudah menyelesaikan studi, para awardee memiliki peluang dikontrak untuk melakukan pekerjaan di perusahaan Singapura selama enam tahun.

Prosedur pengajuan beasiswanya memang tidak terpisah dengan aplikasi kuliah dengan ongkos mandiri karena beasiswa ini secara otomatis dipertimbangkan bagi pelamar yang mendaftar ke NUS dan menyanggupi persyaratan yang ditetapkan universitas. Pendaftaran dan pengajuan aplikasi dilakukan secara online dan ketika pelamar dinilai pantas memperoleh beasiswa, mereka masuk shortlist pemeringkatan. 


Kepala Sekolah PENABUR Secondary Kelapa Gading Upper Secondary (Grade 10-12), Anthea Calista (Foto: Facebook Pribadi)
Selanjutnya, mereka yang dinilai patut menerima kabar lewat email untuk mengikuti seleksi wawancara secara online melalui Skype. Sebelum tes wawancara dikerjakan, pelamar NUS  diminta mengirimkan apalagi dahulu bukti kegiatan co-kurikuler, personal statement dan prestasi-prestasi lainnya.

"Sebelum mendapatkan beasiswa keduanya bekerjsama sudah diterima. Atas rekomendasi dan rekomendasi sekolah, mereka mengikuti seleksi full scholarship dan mereka lolos. Beasiswa penuh ini juga mencakup ongkos hidup selama menempuh pendidikan," terang Anthea.

Ia menyertakan kedua anak didiknya itu memang tekun dan cerdik. Nilai-nilainya cukup anggun. Dari 5 siswa yang diterima di NUS, 2 mendapatkan full scholarship, 2 menerima beasiswa parsial dan 1 biaya mandiri.

"Sejauh ini, pihak sekolah membekali mereka dengan ilmu dan menawarkan yang terbaik serta melengkapi dengan berita-isu yang benar. Sekarang ini kan padat informasi. Interpretasinya belum pasti sama. Karenanya, para guru menyampaikan dan mengarahkan pada berita yang benar," pungkas lulusan chemical engineering Institut Teknologi Bandung (ITB). (JS)


* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada kerabat, sobat dan sobat-temanmu.
Sumber https://www.kalderanews.com/

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama