Oase Di Balik Semarak Stuned Day 2018 Di Den Haag


Peserta StuNed Day di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Den Haag, Belanda, pada 3 Maret 2018 kemudian (KalderaNews/Neso Indonesia)

DEN HAAG, KalderaNews.com - Belanda tetap mengakibatkan bidang pendidikan sebagai area strategis bagi kerjasama kedua negara yang lebih komprehensif dan mutual. Demikian disampaikan oleh Peter Potman, Direktur Asia dan Oceania, Kementrian Luar Negeri Kerajaan Belanda pada acara StuNed Day yang digelar di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Den Haag, Belanda, pada 3 Maret 2018 lalu.

Potman menjelaskan lebih lanjut bahwa kerjasama di bidang pendidikan yang terutama mencakup mobilitas pelajar dan kerjasama riset, menjadi bahan bakar yang menggerakkan dan memacu koordinasi Indonesia dan Belanda. 


Setiap tahunnya sekurang-kurangnya 1.500 pelajar Indonesia berada di Belanda untuk menimba ilmu dan hingga saat ini tercatat lebih dari 20.000 orang Indonesia pernah mengecap pendidkan tinggi di Belanda. Beasiswa StuNed (Klik: Studeren in Nederland) yang diberikan oleh pemerintah Belanda yakni salah satu program yang mendukung peningkatan mobilitas pelajar yang telah menghasilkan alumni-alumni yang bermutu yang ikut membantu membawa koordinasi kedua negara ini kearah yang lebih komprehensif.

StuNed Day sebagai acara tahunan yang diselenggarakan oleh Netherlands Education Support Office (Neso) Indonesia berhubungan dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Belanda dan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Belanda ialah aktivitas yang diperuntukkan bagi seluruh pelajar Indonesia yang kuliah di Belanda.

Suasana StuNed Day di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Den Haag, Belanda, pada 3 Maret 2018 lalu (KalderaNews/Neso Indonesia)
Walapun cuaca dikala itu di kota Den Haag salju menyelimuti seluruh kota dan udara sungguh cuek, tak kurang dari 150 pelajar Indonesia tiba dan berkumpul di aula Kedutaan Besar Republik Indonesia di kota Den Haag. Komitmen dan perlindungan penuh dari pemerintah Indonesia dan Belanda ditunjukkan dengan hadirnya Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda, I Gusti Agung Wesaka Puja, Atase Pendidikan dan Kebudayaan, Bambang Hari Wibisono, dan Direktur Neso Indonesia, Peter van Tuijl.

Duta Besar Puja menggarisbawahi pentingnya para pelajar untuk menyadari duduk perkara-duduk perkara global yang dikala ini ada mirip perubahan iklim, perdagangan bebas,  yang menuntut pergantian cara pandang dan tindakan.

Acara satu hari tersebut berlangsung hangat dan bersuasana Indonesia, lengkap dengan batik dan tenun nusantara yang dipakai para pelajar, masakan Indonesia, pentasseni dan lagu dan juga ajang untuk mulai membangun jejaring antar pelajar.

Para pelajar Indonesia berbagai dongeng pada acara StuNed Day di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Den Haag, Belanda, pada 3 Maret 2018 lalu (KalderaNews/Neso Indonesia)
Indy Hardono, Koordinator Tim Beasiswa Neso Indonesia mengatakan bahwa StuNed Day menjadi semacam oase bagi para pelajar yang setiap hari sibuk menjalani acara akademis yang super padat dan kadang tidak memberi ruang untuk sejenak rileks bersama-sama teman-sahabat satu negeri. Juga menjadi ajang bagi Neso sebagai organisasi pengelola beasiswa StuNed untuk kembali memotivasi para peserta beasiswa dan juga memantau kemajuan mereka.

StuNed Day bukan hanya ajang pelepas rindu dan "stress" tetapi juga diisi dengan diskusi yang tahun ini mengambil tema topik yang cukup hangat yakni: "Buka Pintu Bagi Perguruan Tinggi Asing: Perlukah?? Dua orang narasumber yakni Irwandi Yusri Maek, seorang kandidat PhD dari Radboud University dan Megawanti, kandidat PhD dari Wageningen University, memberikan paparan dan pandangannya wacana pro dan kontra kepada info ini. Diskusi berlangsung sungguh dinamis, kritis dan segar. Informasi lengkap ihwal beasiswa ke Belanda, silakan Klik: Neso Indonesia. (JS)



* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Sumber https://www.kalderanews.com/

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama