Nuffic Neso Indonesia Ajak Peneliti Indonesia Lakukan Riset Di Belanda

Koordinator Promosi Pendidikan Nuffic Neso Indonesia, Inty Dienasari, melaksanakan penyajian di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Rabu, 19 September 2018 (KalderaNews/Neso Indonesia)
YOGYAKARTA, KalderaNews.com - Nuffic Neso Indonesia gencar melaksanakan roadshow ke beberapa kota antara lain Jakarta, Bogor, Surabaya, Medan, Yogyakarta dan Bandung untuk menyosialisasikan kesempatan studi dan riset di Belanda.

Pada Rabu, 19 September 2018, Koordinator Promosi Pendidikan Nuffic Neso Indonesia, Inty Dienasari, melaksanakan penyajian di Universitas Gadjah Mada dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan rencananya besok akan melakukan presentasi di Universitas Islam Indonesia dan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.


BACA JUGA:
Pendaftaran Sesi Tatap Muka dengan Perwakilan Universitas Belanda Tutup 1 Oktober 2018
Dua Gadis Ini Jauh-jauh Naik Bus Damri dari Lampung Karena Ingin Bisa Kuliah ke Belanda
Inilah Keunggulan Riset di Radboud University

“Kualitas pendidikan di Belanda pastinya tidak diragukan lagi. Saat ini 13 dari 14 universitas riset yang didanai oleh negara sudah masuk ke dalam 200 besar ranking dunia. Oleh sebab itu bisa ditarik kesimpulan bahwa kualitas pendidikan di Belanda telah merata dan diakui dunia," tegasnya.

"Hal ini terbukti dengan lebih dari 112,000 mahasiswa internasional menempuh salah satu dari 2,100 program studi internasional yang tersedia di Belanda pada tahun akademik 2017-18. Sebanyak 164 negara yang berbeda tercerminkan dalam angka keseluruhan mahasiswa yang ketika ini menempuh pendidikan di institusi pendidikan tinggi Belanda."

Ia menambahkan setiap tahunnya ada sekitar 500 pelajar Indonesia yang berangkat ke Belanda. Program studi yang paling banyak diambil oleh para mahasiswa tersebut yakni bidang bisnis dan manajemen, bidang pertanian, bidang perairan, maritim dan manajemen air yang ialah keunggul negara Belanda. Pengajaran dalam program studi internasional sepenuhnya dijalankan dalam Bahasa Inggris. Lebih dari 90% penduduk Belanda pun bisa berbahasa Inggris sehingga para pelajar tidak akan mengalami kesulitan dalam kehidupan sehari-hari.

Koordinator Promosi Pendidikan Nuffic Neso Indonesia, Inty Dienasari bareng para mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Rabu, 19 September 2018 (KalderaNews/Neso Indonesia)
Dipicu oleh lembaga observasi kelas dunia dengan infrastruktur teknologi yang tak tertandingi, dengan mutu pendidikan yang tinggi dan kesanggupan masyarakat berbahasa Inggris, juga disokong dengan ketersediaan insentif pajak untuk mempromosikan hasil penelitian dan pengembangan, serta alasannya lokasi penelitian dan pengembangan perusahaan-perusahaan besar seperti Philips, IBM, Mars, SABIC, Huawei dan Unilever maka Belanda mempunyai jumlah aplikasi paten tertinggi ketiga per juta penduduk di Eropa.

Para peneliti Belanda berkolaborasi lebih dibanding dengan para peneliti dari 10 negara dengan pengeluaran observasi dan pengembangan paling besar. Sehingga dari koordinasi internasional itulah yang membantu meningkatkan dampak publikasi peneliti di Belanda. Di Belanda, hanya 14 universitas riset yang dapat menganugerahi gelar PhD. Namun, alasannya adalah universitas riset secara lazim juga berkolaborasi dengan lembaga riset, lembaga-lembaga ini juga dapat membuka posisi untuk calon PhD. Gambaran biasa dari universitas di Belanda bisa ditemukan dengan KLIK: Institusi Pendidikan di Belanda. (JS)


* Jika merasa artikel ini berfaedah, silakan dishare pada saudara, teman dan teman-temanmu.
Sumber https://www.kalderanews.com/

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama