Tenaga pendidikan di Indonesia masih mempunyai pandangan yang menilai bahwa penilaian yaitu tes dan hasil pembelajaran ialah nilai/skor. Padahal, sejatinya miskonsepsi ini justru akan menghalangi proses belajar dan pengembangan kemampuan siswa secara maksimal. Fokus dan capaian pembelajaran yang seharusnya bertumpu pada pembentukan keterampilan dan penguasaan wawasan setiap anak latih justru memberatkan pada capaian nilai selesai semata.
Miskonsepsi tersebut terungkap dalam program sesi membuatkan dengan tema “Asesmen: Apa Makna Sebenarnya” yang digagas Australian Council for Educational Research (ACER) Indonesia melakukan pekerjaan sama dengan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta dan Persatuan Sekolah SPK (Satuan Pendidikan Kerja sama) Seluruh Indonesia (PSSI). Sesi tersebut bertujuan untuk membangun literasi dan pengertian yang benar tentang evaluasi pendidikan serta perannya di sekolah dan penduduk lazim.
Ditujukan bagi para guru, tenaga pendidik, dan kepala sekolah di Jakarta, tergolong anggota Persatuan Sekolah SPK Seluruh Indonesia, acara ini menghadirkan perwakilan pemerintah dan para spesialis pendidikan sebagai narasumber, ialah Bowo Irianto, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Lani Ganda, Head Country Representative ACER Indonesia, Haifa Segeir, Ketua Perkumpulan Sekolah SPK Indonesia serta pakar pendidikan Dr. Jarrod Hingston, Manajer Layanan Penilaian di Sekolah (Manager of School Assessment Services) dan Mark Butler, Senior Research Fellow, ACER Australia.
Lewat sesi menyebarkan ini, para guru dan tenaga pendidik mampu mengetahui fungsi penilaian yang tepat dan kaitannya dengan pembelajaran, memiliki pemahaman yang lebih baik perihal komponen yang diukur dalam evaluasi, serta cara menyusun pembelajaran berdasarkan hasil evaluasi, dan lainnya.
Pihak Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta menyambut baik atas penyelenggaraan Sesi Berbagi tersebut sebagai kesempatan untuk memajukan mutu pendidikan di Indonesia lewat peningkatan kapasitas para tenaga pendidik sehingga mempunyai pengertian yang tepat mengenai evaluasi. Bowo Irianto menjelaskan pada KalderaNews, penilaian tidak cuma memiliki peran dalam pembelajaran, namun merupakan bab dari pembelajaran itu sendiri. "Oleh karena itu, sangat penting bagi kita memahami manfaat dan tujuan dari setiap evaluasi. Di antara begitu berbagai macam produk dan tata cara evaluasi yang diciptakan, tenaga pendidik dituntut untuk cermat dalam memilih tata cara penilaian yang sempurna.”
Menggunakan evaluasi untuk mengukur hasil adalah langkah pertama dalam kenaikan kualitas pendidikan. Untuk itu, keselarasan antara kurikulum dan penilaian ialah hal yang sungguh penting. Keberhasilan peningkatan mutu pendidikan bergantung sebagian besar pada praktek penilaian dan pemeriksaan yang cocok. “Dalam menyusun tolok ukur evaluasi pendidikan, pemerintah terus berusaha biar pengaturan mengenai penilaian pendidikan selaras dan disesuaikan dengan kemajuan dan keperluan evaluasi hasil berguru,” lanjutnya.
Pengembangan keahlian dan pengetahuan anak yang mengedepankan proses dan penguasaan pemahaman sekarang sudah menjadi perhatian dan prioritas para pelaku pendidikan. Pemahaman tentang tata cara evaluasi yang tepat dan sesuai merupakan salah satu langkah demi terciptanya pergeseran aktual dalam lingkup metode penilaian di kala depan. Dinas Pendidikan DKI Jakarta dan ACER Indonesia berkomitmen untuk terus bersinergi berbagi gosip dan fatwa ini ke lingkaran masyarakat yang lebih luas. (JS)
* Jika merasa artikel ini berguna, silakan dishare pada kerabat, sahabat dan sahabat-temanmu. Sumber https://www.kalderanews.com/