Kereta Penumpang Made In Indonesia Memiliki Potensi Dipasarkan Di Chicago

Konjen RI Chicago, Rosmalawati Chalid dalam konferensi dengan Chief Planning Officer of Chicago Transit Authority (CTA), Ms. Carole A. Morey dan Vice President Scheduling and Service Planning, Mr. Michael Connelly, Chicago, 5 Maret 2018 (KalderaNews/KJRI Chicago)
CHICAGO, KalderaNews.com - "Terdapat peluang bagi Indonesia untuk menjual kereta penumpang ke Chicago Transit Authority (CTA) yang berbasis di Chicago, AS," kata Konjen RI Chicago Rosmalawati Chalid usai pertemuannya dengan Ms. Carole A. Morey, Chief Planning Officer CTA dan Vice President Scheduling and Service Planning CTA, Mr. Michael Connelly di Chicago pada 5 Maret 2018 kemudian.

Menurut Konjen Rosmalawati, kesempatan ini hadir dimana saat ini CTA sedang membutuhkan ratusan kereta penumpang gres selama 5 tahun ke depan untuk perluasan jalur kereta ke wilayah utara dan selatan Chicago yang sudah berubah menjadi tempat bisnis dan pemukiman baru. Selain itu, CTA sedang memodernisasi kereta penumpang yang rata-rata sudah berumur lebih dari 30 tahun.

“Ratusan kereta penumpang bikinan PT INKA sudah diekspor ke Bangladesh. Saya harap gerbong produksi PT INKA mampu masuk pasar AS untuk menyanggupi kebutuhan gerbong-gerbong baru dalam rangka modernisasi CTA,” kata Konjen Rosmalawati terhadap kedua pejabat CTA tersebut.

Dalam pertemuan dengan CTA Konjen Rosmalawati menerima klarifikasi bahwa CTA ketika ini sedang memodernisasi kereta penumpang yang rata-rata telah berumur lebih dari 30 tahun.
Consul for Information, Social and Cultural Affairs, Fajar Yusuf pada KalderaNews menyampaikan kereta penumpang yang dioperasikan CTA ketika ini yaitu produksi Bombardier, suatu perusahaan asal Kanada. AS selama ini tidak pernah memproduksi sendiri kereta penumpang seperti yang dioperasikan oleh CTA.

CTA menjelaskan modernisasi gerbong kereta api yang tengah dijalankan CTA dikala ini dipasok oleh China CRRC Corp yang mengungguli bidding sebesar USD 1,309 milyar pada tahun 2016. China CRRC Corp juga telah melakukan investasi sebesar USD 100 juta untuk mendirikan pabrik di Chicago, yang dilaksanakan untuk membuat lebih mudah pasokan gerbong kereta api ke Boston dan San Francisco.

"Pemasaran kereta bikinan Indonesia ke AS harus melalui proses bidding dan mesti memenuhi spesifikasi yang diputuskan. Kereta penumpang yang dioperasikan di berbagai negara bagian di AS tidak mempunyai standarisasi yang sama. Kereta yang beroperasi di Washington, D.C., Boston dan Chicago masing-masing mempunyai spesifikasi ukuran tersendiri," ujar Konjen Rosmalawati.

Pertemuan dengan CTA dijalankan dalam upaya untuk mencari kesempatan pasar bagi kereta buatan BUMN Indonesia ke AS. CTA merupakan perusahaan yang mengoperasikan moda angkutankereta penumpang rapid transit system yang dikenal selaku the Chicago “L” (kependekan untuk elevated), yang melayani kota Chicago dan sekitarnya. Sistem angkutanini menerima nama the “L” sebab sebagian besar jaringan sistem operasi rel keretanya ditinggikan, sebagian lagi berada di terowongan bawah tanah, dan sebagian lainnya berada di atas permukaan tanah. (JS)



* Jika merasa postingan ini berguna, silakan dishare pada kerabat, sobat dan sobat-temanmu.
Sumber https://www.kalderanews.com/

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama