Duh, Tingkat Pengetahuan Penduduk Akan Gejala Demensia Sangat Rendah

Narasumber pelatihan berjudul “Penguatan Strategi Nasional Demensia: Sebuah obrolan multi profesi” di Auditorium Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Unika Atma Jaya (FKIK-UAJ) pada Kamis, 19 April 2018 (KalderaNews/Unika Atma Jaya)
JAKARTA, KalderaNews.com -  Dr. dr. Yuda Turana, SpS, dokter saraf yang ketika ini menjabat sebagai dekan FKIK-UAJ serta pembina ALZI, menyatakan bahwa tantangan implementasi di Indonesia adalah problem kerjasama lintas acara dan sektor dalam pengendalian demensia. Hal itu ditegaskannya ketika menjadi narasumber di seminar berjudul “Penguatan Strategi Nasional Demensia: suatu obrolan multi profesi” di Auditorium Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Unika Atma Jaya (FKIK-UAJ) pada Kamis, 19 April 2018.

Ia menyertakan tingkat pengetahuan masyarakat yang rendah mengenai gejala demensia, masih tingginya aspek risiko penyakit yang berhubungan dengan vaskuler, seperti hipertensi, dan diabetes serta kenaikan jumlah masyarakatberusia lanjut, berkontribusi kepada peningkatan jumlah orang yang terkena demensia.

Sebagai peneliti senior dalam tim STRiDE, Dr. Yuda juga menjelaskan peran STRiDE dalam menjawab tantangan-tantangan tersebut. Proyek penelitian yang akan berjalan selama empat tahun hingga tahun 2021 ini akan mendukung implementasi Rencana Aksi Nasional Demensia.

Langkah kolaborasi ini ialah bab dari perhatian Unika Atma Jaya pada kebijakan publik.  Unika Atma Jaya memiliki Institute of Public Policy (IPP) yang mengarusutamakan penelitian kebijakan publik di Indonesia.

Sementara itu, Prof. Dr. drg. Tri Budi W. Rahardjo, M.S, peneliti yang menjabat sebagai Direktur Centre of Ageing Studies Universitas Indonesia (CAS) semenjak 2010  menjelaskan, respon kepada persoalan demensia ini bukan cuma terkait kesiapan layanan diagnostik, namun juga memerlukan peningkatan kualitas perawatan jangka panjang untuk kenaikan kualitas hidup pada ODD

Selanjutnya, dr. Nugroho Abikusno, MS, DrPH dari InResAge Universitas Trisakti, yang juga ialah anggota tim andal Komnas Lansia RI (2004-2016), menyampaikan banyak sekali kebijakan terkait lansia dan tantangan yang perlu dihadapi dalam mewujudkan Indonesia ramah lansia dan demensia.

Dr. Nugroho menegaskan, “Ini adalah momen yang sempurna untuk komunitas ramah demensia dan lansia untuk memberikan suara hati para lansia dan orang dengan demensia.”

DY Suharya selaku Direktur Regional Asia Pasifik untuk ADI yang juga founder dari ALZI menegaskan bahwa Asia-Pasifik akan menjadi salah satu area yang mengalami kenaikan paling besar dalam jumlah ODD pada tahun 2050. ADI Asia-Pasifik memegang peranan penting dalam mendukung organisasi Alzheimer di banyak sekali negara lewat banyak sekali acara ialah advokasi, riset, capacity building, dan mendorong keterlibatan ODD dalam penduduk .

Itu semua bertujuan untuk meraih visi global untuk mewujudkan penurunan risiko demensia di dunia, dan supaya ODD beserta caregiver-nya mampu hidup bermutu dan mendapatkan perawatan dan pinjaman yang mereka perlukan untuk mencapai peluangmaksimalnya yang bermartabat, dihormati, mandiri, setara dan mempunyai arti. (JS)


* Jika merasa postingan ini berfaedah, silakan dishare pada saudara, sobat dan teman-temanmu.
Sumber https://www.kalderanews.com/

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama