Wamenlu Akui Indonesia Kebanjiran Koordinasi Industri Kesehatan


JAKARTA, KalderaNews.com - Wakil Menteri Luar Negeri, A.M. Fachir mengakui Indonesia bekerjsama kebanjiran tawaran kerja sama di bidang industri kesehatan.

“Seperti disampaikan oleh beberapa Duta Besar kita, beberapa potensi kerja sama yang sudah kita terima sejauh ini, antara lain, kerja sama pengembangan energi nuklir untuk kesehatan dengan International Atomic Energy Agency (IAEA)," ungkapnya ketika breakfast meeting bareng Menteri Kesehatan, Prof. Nila F. Moeloek dan 34 Kepala Perwakilan RI di Hotel Borobudur, Selasa, 13 Februari 2018.


Tak cuma itu saja, tawaran yang lain yaitu pengembangan insulin dan digital health dengan Denmark, usulan kolaborasi pengembangan mobile healthcare untuk kawasan terpencil dengan Belanda, serta pengembangan industri biofarma dengan Perancis.

Ia pun menegaskan pentingnya Kementerian Luar Negeri bantu-membantu dengan Kementerian Kesehatan menyusun program kerja untuk secepatnya mewujudkan tindakan diplomasi kesehatan Indonesia demi kenaikan kerja sama internasional di sektor kesehatan.


BACA JUGA: 
Ini Penyebab Nilai Investasi Asing Sektor Kesehatan Melonjak Dua Kali Lipat 

Di hadapan wartawan, Menteri Kesehatan tolong-menolong dengan Wakil Menteri Luar Negeri menyampaikan bahwa Kementerian Luar Negeri memegang peranan penting semoga Indonesia tidak hanya menjadi pasar bagi industri kesehatan aneh, namun juga menjadi pemain besar di tingkat dunia, baik sebagai perumus peraturan internasional di sektor kesehatan maupun sebagai global market player, lewat kolaborasi antara Pemerintah dengan seluruh pemangku kepentingan.

“Indonesia selalu terlibat aktif dalam perumusan peraturan kesehatan di forum internasional. Indonesia, antara lain, ialah anggota Executive Board WHO tahun 2018-2021, anggota Troika Steering Group Global Health Security Agenda, dan anggota Health Working Group G-20”, ujar Menteri Kesehatan.

Diketahui, breakfast meeting ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan Rapat Kerja Kepala Perwakilan RI (Raker Keppri) tahun 2018 yang telah dimulai sejak tanggal 12 sampai 15 Februari 2018 dengan menghimpun 134 Kepala Perwakilan RI di mancanegara.

Raker Keppri tahun 2018 difokuskan untuk membahas tindakan diplomasi mengenai informasi-informasi strategis nasional, termasuk sektor kesehatan, sebagaimana disampaikan oleh Presiden Joko Widodo pada pembukaan Raker Keppri sehari sebelumnya. (FA)


* Jika merasa postingan ini bermanfaat, silakan dishare pada kerabat, sahabat dan sobat-temanmu.
Sumber https://www.kalderanews.com/

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama