SERPONG, KalderaNews.com - Revolusi industri 4.0 sudah di depan mata. Jika kedatangan revolusi industri 4.0 tidak disikapi dengan bijak oleh lembaga pendidikan, bukan mustahil kepribadian peserta asuh gampang disetir oleh perkembangan teknologi. Dampak konkretnya, penerima ajar bukan lagi menjadi penguasa, melainkan menjadi "hamba" teknologi informasi.
Di era revolusi industri 4.0 sudah niscaya diharapkan inovasi-inovasi untuk menghasilkan cetak biru pola pendidikan 4.0 yang tepat, biar akseptor bimbing bisa menghadapi tantangan masa digital secara eksklusif dan mengimplementasikannya dalam kehidupan kesehariannya.
BACA JUGA:
Benarkah BPK PENABUR Jakarta Siap Menghadapi Revolusi Industri 4.0?
Adri Lazuardi: Revolusi Industri 4.0 Tidak Bisa Kita Hindari
Ini Kata Mereka wacana BPK PENABUR di HUT yang ke-68
Perubahan sudah selayaknya bukan saja mengacu pada media pembelajaran semata, namun menyasar pula pada fungsi dan tugas tiap individu, baik itu guru maupun peserta ajar itu sendiri.
Sayangnya, sampai sekarang belum ada kebijakan yang jelas dari pemerintah untuk menghadapi pergeseran zaman yang semakin cepat bahkan condong super cepat dikarenakan berkembangnya teknologi gosip. Oleh alasannya itu, masing-masing sekolah mau tak maukudu berbenah dan adaptatif terhadap setiap perkembangan yang ada.
Dalam hal inilah BPK PENABUR Jakarta menyadari urgensi dari pendidikan huruf untuk membentuk pribadi akseptor ajar yang mempunyai integritas, kreativitas dan kemampuan berkolaborasi semoga siap menjawab tantangan revolusi industri 4.0.
"Pendidikan huruf itu yang utama. Kami mengetahui pendidikan bukan sekedar kita mengajarkan ilmu pada bawah umur, namun pendidik harus hadir. Dalam hal ini pendidik itu bukan sekadar mengeluarkan atau memperlihatkan ilmunya saja, namun lebih dari itu yaitu persentuhan antara dua mahkluk hidup. Kata Romo Mangun, jikalau ada dua hati yang berjumpa , di situlah pendidikan itu berjalan," tegas Deputi Direktur Pelaksana BPK PENABUR Jakarta, Elika Dwi Murwani baru-gres ini di suatu program talkshow bertajuk "Education 4.0: Challenges and Opportunities in Diversity" di Panggung Unity Summarecon Mall Serpong, Banten.
Selain dirinya, hadir pada acara ini para narasumber yang paham betul tentang dunia pendidikan Indonesia, seperti Tokoh Perempuan, Nahdilin dan Akademisi, Prof. Dr. Siti Musdah Mulia, Staf Ahli Bidang Inovasi dan Daya Saing Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Ananto Kusuma Seta, M.Sc., Ph.D, CEO Anantara International Resource, AC Mahendra K Datu, 21th Century Learning Expert, Education Consultant, Indra Charismiadji dan Ketua BPK PENABUR Jakarta, Adri Lazuardi.
BACA JUGA:
Inilah Prestasi yang Layak Dibanggakan di HUT ke-68 BPK PENABUR
Sekolah di Jakarta dengan Segudang Prestasi di Olimpiade Sains Nasional 2018
BPK PENABUR Jakarta "Rumah Besar" Keberagaman
Di salah satu rangkaian acara HUT ke-68 BPK PENABUR tersebut beliau menegaskan bahwa hal terpenting yang diterapkan di pendidikan usia dini, dasar hingga menengah di BPK PENABUR Jakarta ialah pembinaan aksara. Kalau sekadar ilmu, tandasnya, mampu dicari di mana saja mulai dari homeschooling sampai kawasan-daerah belajar khusus.
Oleh sebab itu, aspek lingkungan dalam konteks pendidikan aksara memiliki peran yang tidak bisa dianggap remeh begitu saja. Pembentukan dan penciptaan lingkungan yang sejalan dengan arah pendidikan abjad di tiap sekolah BPK PENABUR Jakarta meliputi diantaranya lingkungan fisik dan budaya sekolah, administrasi sekolah, kurikulum, pendidik dan tata cara mengajar.
Secara faktual, pendidikan huruf penerima bimbing di BPK PENABUR Jakarta dikerjakan dalam setiap peluang pada ketika belajar di kelas lewat materi terkonsentrasi maupun bahan sisipan, dikala kegiatan ekskur, acara lain di luar kelas dan saat bertemu dengan sobat, guru dan orangtua.
Ia pun optimis, dengan pengkondisian lingkungan yang sejalan dengan arah pendidikan aksara di BPK PENABUR Jakarta, penerima asuh akan siap menghadapi revolusi industri 4.0.(JS)
* Jika merasa artikel ini berfaedah, silakan dishare pada saudara, sahabat dan sahabat-temanmu. Sumber https://www.kalderanews.com/
Di era revolusi industri 4.0 sudah niscaya diharapkan inovasi-inovasi untuk menghasilkan cetak biru pola pendidikan 4.0 yang tepat, biar akseptor bimbing bisa menghadapi tantangan masa digital secara eksklusif dan mengimplementasikannya dalam kehidupan kesehariannya.
BACA JUGA:
Benarkah BPK PENABUR Jakarta Siap Menghadapi Revolusi Industri 4.0?
Adri Lazuardi: Revolusi Industri 4.0 Tidak Bisa Kita Hindari
Ini Kata Mereka wacana BPK PENABUR di HUT yang ke-68
Perubahan sudah selayaknya bukan saja mengacu pada media pembelajaran semata, namun menyasar pula pada fungsi dan tugas tiap individu, baik itu guru maupun peserta ajar itu sendiri.
Sayangnya, sampai sekarang belum ada kebijakan yang jelas dari pemerintah untuk menghadapi pergeseran zaman yang semakin cepat bahkan condong super cepat dikarenakan berkembangnya teknologi gosip. Oleh alasannya itu, masing-masing sekolah mau tak maukudu berbenah dan adaptatif terhadap setiap perkembangan yang ada.
Dalam hal inilah BPK PENABUR Jakarta menyadari urgensi dari pendidikan huruf untuk membentuk pribadi akseptor ajar yang mempunyai integritas, kreativitas dan kemampuan berkolaborasi semoga siap menjawab tantangan revolusi industri 4.0.
"Pendidikan huruf itu yang utama. Kami mengetahui pendidikan bukan sekedar kita mengajarkan ilmu pada bawah umur, namun pendidik harus hadir. Dalam hal ini pendidik itu bukan sekadar mengeluarkan atau memperlihatkan ilmunya saja, namun lebih dari itu yaitu persentuhan antara dua mahkluk hidup. Kata Romo Mangun, jikalau ada dua hati yang berjumpa , di situlah pendidikan itu berjalan," tegas Deputi Direktur Pelaksana BPK PENABUR Jakarta, Elika Dwi Murwani baru-gres ini di suatu program talkshow bertajuk "Education 4.0: Challenges and Opportunities in Diversity" di Panggung Unity Summarecon Mall Serpong, Banten.
Selain dirinya, hadir pada acara ini para narasumber yang paham betul tentang dunia pendidikan Indonesia, seperti Tokoh Perempuan, Nahdilin dan Akademisi, Prof. Dr. Siti Musdah Mulia, Staf Ahli Bidang Inovasi dan Daya Saing Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Ananto Kusuma Seta, M.Sc., Ph.D, CEO Anantara International Resource, AC Mahendra K Datu, 21th Century Learning Expert, Education Consultant, Indra Charismiadji dan Ketua BPK PENABUR Jakarta, Adri Lazuardi.
BACA JUGA:
Inilah Prestasi yang Layak Dibanggakan di HUT ke-68 BPK PENABUR
Sekolah di Jakarta dengan Segudang Prestasi di Olimpiade Sains Nasional 2018
BPK PENABUR Jakarta "Rumah Besar" Keberagaman
Di salah satu rangkaian acara HUT ke-68 BPK PENABUR tersebut beliau menegaskan bahwa hal terpenting yang diterapkan di pendidikan usia dini, dasar hingga menengah di BPK PENABUR Jakarta ialah pembinaan aksara. Kalau sekadar ilmu, tandasnya, mampu dicari di mana saja mulai dari homeschooling sampai kawasan-daerah belajar khusus.
Oleh sebab itu, aspek lingkungan dalam konteks pendidikan aksara memiliki peran yang tidak bisa dianggap remeh begitu saja. Pembentukan dan penciptaan lingkungan yang sejalan dengan arah pendidikan abjad di tiap sekolah BPK PENABUR Jakarta meliputi diantaranya lingkungan fisik dan budaya sekolah, administrasi sekolah, kurikulum, pendidik dan tata cara mengajar.
Secara faktual, pendidikan huruf penerima bimbing di BPK PENABUR Jakarta dikerjakan dalam setiap peluang pada ketika belajar di kelas lewat materi terkonsentrasi maupun bahan sisipan, dikala kegiatan ekskur, acara lain di luar kelas dan saat bertemu dengan sobat, guru dan orangtua.
Ia pun optimis, dengan pengkondisian lingkungan yang sejalan dengan arah pendidikan aksara di BPK PENABUR Jakarta, penerima asuh akan siap menghadapi revolusi industri 4.0.(JS)
SIMAK VIDEO
Pernyataan Kesiapan BPK PENABUR Jakarta Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Oleh
Ketua BPK PENABUR Jakarta, Adri Lazuardi
Pernyataan Kesiapan BPK PENABUR Jakarta Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Oleh
Ketua BPK PENABUR Jakarta, Adri Lazuardi