Dongeng Cinta Mati Indri Hapsari Putri Pada Radboud University

Indri Hapsari Putri sedang merencanakan sampel untuk investigasi dengan FACS machine di Radboud University (KalderaNews/Dok. Pribadi)
JAKARTA, KalderaNews.com - Pengalaman mengikuti program pertukaran pelajar selama 3 bulan di Radboud University (RU) sudah cukup bagi Indri Hapsari Putri untuk membuat keputusan besar dalam hidupnya. Ia telah terlanjur jatuh hati dan "cinta mati" pada Radboud University. Ia pun boyongan bareng suami dan putri tercinta ke Belanda berkat beasiswa LPDP. Kebetulan, pada 2015 lalu beasiswa LPDP masih mencakup santunan untuk keluarga. Bukan pula alasannya adalah cinta buta, melainkan cinta ala akademisi yang butuh bumbu-bumbu atau alasan rasional. Begitulah baginya, atmosfer akademis dan penelitian yang begitu menonjol, warga kampus dan masyarakat yang ramah (untuk ukuran Eropa), serta lingkungan yang nyaman menarik hatinya sehingga beliau melayang ke Negeri Kincir Angin untuk menimba ilmu.

Banyaknya alumnus Radboud University yang menjadi orang sukses atau orang penting di Fakultas Kedokteran Undip Semarang tak dipungkiri memengaruhi keputusan peneliti yang sebelum ke Belanda berprofesi sebagai Research Assistant di INA-Respond di Site 560 RSUP Dr. Kariadi Semarang, untuk menimba ilmu di Radboud University. Apalagi, acara master yang ditawarkan di Radboud University  sangat cocok dengan minatnya adalah microbiology.

"Program yang ditawarkan tidak hanya mempelajari perihal organisme yang menjadikan penyakit (medical microbiology), tetapi juga belajar perihal mikroba yang penting bagi lingkungan (environmental microbiolgy) - hal yang selama ini tidak pernah saya pelajari. Selain itu, mahasiswa juga diberikan insight kemana kami dapat berkarir sesudah lulus," tegas
mahasiswi Masters in Biology, specialisation Microbiology pada KalderaNews. (Inilah Keunggulan Riset di Radboud University
Cara Jitu Memilih Universitas Terbaik di Luar Negeri
Daya Pikat Kuliah Science di "Dapur" Peraih Nobel Fisika 2010


Nah, kau ingin tau dengan lika-liku, suka sedih dan pengalaman hidup Indri Hapsari Putri serta hal-hal yang mempesona yang lain yang menyebabkannya "cinta mati" pada Radboud University? Penasaran dengan kemudahan-kemudahan yang ada di Radboud University dan apa yang hendak dilakukannya sehabis kembali ke Tanah Air, berikut ini petikan wawancara khusus JS de Britto dari KalderaNews dengan Indri Hapsari Putri:


Bisa diceritakan dari permulaan bagaimana Anda mampu kuliah di Radboud University? Lika-likunya mirip apa? 

Sebelum kuliah master di Radboud University, saya pernah mengikuti program pertukaran pelajar selama 3 bulan di sana. Pengalaman selama exchange itu sungguh berkesan bagi saya. Atmosfer akademis dan penelitian yang begitu menonjol, warga kampus dan masyarakat yang ramah (untuk ukuran eropa), serta lingkungan yang nyaman memikat hati aku dan menciptakan aku memutuskan untuk berkuliah di sana. Berbagai tolok ukur mesti saya penuhi sebelum akibatnya mendapatkan LoA, tergolong wawancara dengan selection committee. Satu hal yang menciptakan saya terkejut yakni ketika proses wawancara. Wawancara yang aku bayangkan akan sangat menegangkan, ternyata hangat dan friendly..... (Yuk, Daftar dan Ikuti Seminar Online Gratis dari Radboud University)

Kenapa ingin kuliah di Radboud University?
Radboud University merupakan universitas 200 top dunia dan sudah mempunyai koordinasi jangka panjang dengan almamater aku (Universitas Diponegoro). Banyak alumnus Radboud yang menjadi orang sukses atau orang penting di fakultas kedokteran Undip. Sedikit banyak hal ini menghipnotis keputusan aku untuk berkuliah di RU. Selain itu, acara master yang disediakan sangat sesuai dengan minat aku adalah microbiology.

Bidang studi apa yang Anda ambil saat ini dan apa yang menarik dari Radboud University terkait dengan bidang studi tersebut?
Saya mengambil program Masters in Biology, specialisation Microbiology. Bagi aku yang paling menarik dari acara ini yakni, mereka memperlihatkan sudut pandang gres bagi dunia mikrobiologi. Program yang ditawarkan tidak cuma mempelajari ihwal organisme yang menjadikan penyakit (medical microbiology), namun juga belajar ihwal mikroba yang penting bagi lingkungan (environmental microbiolgy) - hal yang selama ini tidak pernah saya pelajari. Selain itu, mahasiswa juga diberikan insight kemana kami mampu berkarir sehabis lulus. Ini merupakan hal yang sangat penting.

Gedung Faculty of Science di Radboud University (KalderaNews/Dok. Pribadi)
Apa sih konsentrasi observasi Anda di Radboud University ketika ini?
Dalam acara master ini, saya melaksanakan dua kali research internship. Benang merah dari kedua penelitian tersebut yakni penyakit bisul. Penelitian aku yang pertama tentang infeksi bakteri Streptococcus pneumoniae, dan observasi kedua perihal Neutrophil Extracellular Traps pada pasien sepsis.

Kenapa Anda ingin meneliti topik tersebut?
Background saya ialah dokter dengan ketertarikan di bidang bisul. Kedua topik observasi tersebut sangat cocok dengan minat saya. Ditambah lagi observasi perihal Streptococcus pneumoniae belumlah banyak di Indonesia, sehingga saya ingin melanjutkan atau memodifikasi penelitian tersebut untuk dijalankan di Indonesia. Saya berharap dapat berkontribusi dalam perbaikan mutu kesehatan masyarakat Indonesia melalui observasi saya.
(Yuk, Daftar dan Ikuti Seminar Online Gratis dari Radboud University)

Apa saja sih akomodasi-kemudahan di Radboud University yang mendukung observasi Anda?
Laboratorium di Radboud University atau Radboud University Medical Center (RUMC) sangatlah bermacam-macam. Saya mujur mampu melakukan penelitian di Laboratory of Pediatric Infectious Diseases dan Laboratory of Experimental Internal Medicine di RUMC. Peralatan lab sungguh lengkap, mulai dari kemudahan laboratorium dengan biosafety level 1, 2, dan 3, serta berbagai perlengkapan mutakhir modern (diantaranya FACS machine, ELLA untuk ELISA , PCR, spectrophotometer, dll).

Fasilitas-fasilitas tersebut memadai untuk observasi Anda?
Peralatannya sangat lengkap dan memadai. Tergantung dari (pendanaan) proyek yang kita lakukan, aku bahkan mampu memesan alat atau materi sendiri ketika alat tersebut tidak tersedia.

Indri Hapsari Putri bersama penerima acara Master in Microbiology melakukan kunjungan ke micropia (KalderaNews/Dok. Pribadi)
Sebentar lagi Anda akan menuntaskan studi. Seperti apa suka dukanya menuntaskan studi master di Belanda?
Suka karena teman satu program yang luar biasa! Kompetitif di satu segi, namun suportif di sisi yang lain. Hal itu membuat saya bergairah melakukan yang terbaik tetapi tidak merasa terlalu depresi. Lalu dosen atau pembimbing atau student advisor yang sangat bagus. Hubungan dosen-mahasiswa tidak terlalu hirarkis, mampu akrab namun tetap profesional. tidak terlampau banyak kuliah tatap muka. Materi yang diajarkan up to date.Fasilitas belajar TOP! Mulai dari perpustakaan, lab, kantin, Mesin Kopi (penting sekali untuk mempertahankan kewarasan), etc. Lalu mampu merasakan perubahan 4 isu terkini, membuat aku kian kagum akan penciptaan semesta.

Kalau bicara soal dukanya ya tuntutan akademik yang tinggi. Banyak peran golongan dan peran mencar ilmu mampu berdiri diatas kaki sendiri. PR banget bagi aku yang masih semrawut dalam administrasi waktu. Dutch weather!!!! Seringkali tidak mampu diprediksi. Hati-hati dengan winter depression (it is something real!!!) dan pastinya jauh dari keluarga di Indonesia

Ok. Sepulang dari Belanda, dengan bidang ilmu yang Anda pelajari saat ini, apa yang hendak Anda lakukan di Indonesia?
Saya berencana menjadi dosen mikrobiologi. Dengan menjadi dosen, aku dapat melaksanakan 3 hal sekaligus: mengajar, meneliti, dan pengabdian masyarakat. Triple combo!!! Saya ingin meneliti lebih lanjut perihal S. pneumoniae di Indonesia dan berharap dapat berkontribusi terhadap peningkatan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia.

Ada pesan bagi para mahasiswa Indonesia yang ingin belajar di Radboud University?
Tentu saja ada. Pertama, identifikasi acara atau jurusan yang akan diseleksi. RU menawarkan deskripsi acara yang cukup terperinci dan lengkap. Jangan takut bertanya pada contact person yang senantiasa ditulis di situs web RU. Kedua, life’s not all cupcakes and rainbows. Suatu saat pasti kita akan menghadapi kesusahan. Jangan segan untuk berdiskusi atau minta tolong dengan sobat, dosen, student advisor, etc. Ada PPI Nijmegen yang siap membantu juga. Ketiga, study-life balance dan Keempat, “The size of your success is measured by the strength of your desire, the size of your dream, and how you handle disappointment along the way.” -Robert Kiyosaki. Dan jangan lupa ikuti webinar gratis dari Radboud University yang mau dilangsungkan pada Rabu, 26 September 2018 mendatang, Pukul 19:30-21:00 WIB. Saat saat Webinar nanti akan dibahas program studi yang ditawarkan oleh Faculty of Science mulai (Medical) Biology, Chemistry, Physics & Astronomy, Mathematics, Computing Science, Molecular Life Sciences dan Science. Jangan lewatkan potensi emas ini. Kamu cukup melakukan daftar online gratis dengan mengisi formulir yang sudah tersedia dengan KLIK: Seminar Online Radboud University. Simpan email konfirmasi sehabis kau melaksanakan pendaftaran dan pada saat agenda Webinar yang telah ditentukan, gunakan lah susukan URL yang tertera di email konfirmasi kamu tersebut. Radboud University menunggumu! (JS)

* Jika merasa postingan ini berfaedah, silakan dishare pada kerabat, teman dan sobat-temanmu.

Sumber https://www.kalderanews.com/

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama