12 Tips Menolak Hoax, Fake News Dan Hate Speech Dari Kwi

PALANGKARAYA, KalderaNews.com - Seminar nasional dalam Pekan Komunikasi Nasional yang diselenggarakan Konferensi Wali Gereja Indinesia (KWI) dengan tema"Kebenaran akan Memerdekakan: Gereka Kristen Menolak Hoax, Fake News, Hate Speech" diselenggarakan di Palangkaraya, Sabtu, 12 Mei 2018.

Prof Richardus Eko Indrajit selaku perumus memberikan 12 saran berupa tips menolak Hoax, Fake News dan Hate Speech sebagai berikut ini:

1. Pergunakan waktu sebaik-baiknya dalam mempergunakan media umum untuk bergandengan-tangan menjalin koordinasi membangun bangsa, bukan sebagai instrumen untuk berselisih, saling menjelek-jelekkan, dan menyebar fitnah.

2. Analisalah baik-baik pesan dan informasi yang mengandung nuansa perpecahan dan mencerai-beraikan, karena begitu banyaknya bertaburan hoax, fake news, dan hate spech di internet – yang bermaksud menghancurkan sendi-sendi kehidupan berbangsa, bermasyarakat, dan bernegara.

3. Lakukan detoktifikasi digital dengan cara “meniadakan” dan ‘tidak mengirim” pesan dan gosip yang potensial menunjukkan dampak negatif di masyarakat, dan pada dikala yang sama tidak berlebihan (overdosis) dalam menyempatkan waktu berinteraksi via media sosial.

4. Ajarilah teman, sobat, keluarga, komunitas, dan penduduk di sekitar supaya bisa memilah dan menentukan pesan maupun gosip yang ada di dunia maya – melalui berbagai pendekatan edukasi dan sosialisasi yang berbasis bunyi hati.

5. Nilai-nilai dasar kemanusiaan, kegembiraan, suka cita, dan pesan cinta kasih adalah konten terbaik yang patut disebarkan lewat media sosial demi membentuk huruf bangsa Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan YME, berbudi pekerti luhur, pandai, dan berakhlak mulia.

6. Galilah sebanyak mungkin data yang otentik, valid, dan reliable untuk men-check dan recheck aneka macam bentuk pesan dan isu yang ditemukan lewat internet – agar tidak terjerumus ke dalam jebakan pandangan dan perkiraan yang keliru.

7. Keadilan dan kesaksian positif dari pengalaman hidup merupakan kabar/info yang disenangi komunitas moderen, sehingga pengkabar sukacita tidak cukup sekedar menulis pesan dalam media umum tanpa menjalani nilai-nilai kemanusiaan yang disampaikannya.

8. Akibat dari pesan atau isu yang ditulis untuk disampaikan ke publik via media sosial mesti direnungkan dan diperhitungkan dulu secara sungguh-sungguh, sebab konten negatif dapat memberikan dampak dahsyat yang merugikan umat insan.

9. Responsibility-Empathy-Authenticity Discerment-Integrity (READY) ialah pegangan budpekerti dalam berinteraksi di media umum yang harus diperhatikan dan dijalankan oleh setiap pengguna internet.

10. Anti-sosial merupakan perilaku negatif yang mampu menimpa setiap orang yang tidak bijak dalam mempergunakan teknologi - dengan menjaga keseimbangan dan takaran yang tepat dalam bermedia sosial mampu menghindari individu dari ancaman kehidupan ini.

11. Yang tertulis di internet akan sungguh sulit untuk dihapus dan dihilangkan begitu saja, dan akan menjadi catatan baka bagaimana seseorang akan dikenal dan dikenang – pastikan penyampaian konten yang benar, aktual, terang, dan jelas menjadi prinsip yang dipegang dalam berkomunikasi di media sosial.

12. Akses terhadap media umum secara baik, benar, berkualitas, dan bijaksana akan menunjukkan kecerahan dalam kehidupan individu, komunitas, dan masyarakat di sekitarnya – sebaliknya, pemanfaatan yang keliru justru akan merugikan pengguna untuk jangka pendek, menengah  dan panjang. (JS)


* Jika merasa postingan ini berfaedah, silakan dishare pada saudara, teman dan sobat-temanmu.
Sumber https://www.kalderanews.com/

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama