Pengunjung Pameran Pendidikan Tinggi Eropa atau European Higher Education Fair (EHEF) 2018 Balai Kartini Jakarta Sabtu-Minggu, 10-11 November 2018 (KalderaNews/S.Wicaksono) |
Sebanyak 122 lembaga pendidikan dari 17 negara Uni Eropa berpartisipasi dalam festival di Balai Kartini Jakarta Sabtu-Minggu, 10-11 November 2018.
BACA JUGA:
EHEF 2018 di Jakarta Diserbu Para Milenial
Vincent Guérend memastikan Indonesia ialah negara yang sungguh luas dengan potensi perjaka yang luar biasa. Namun demikian, jumlah pemuda yang melanjutkan pendidikan tinggi di Eropa tidak sebanyak pelajar-pelajar dari Malaysia, Thailand bahkan Vietnam, yang jumlahnya mencapai dua sampai tiga kali lipat pelajar Indonesia yang berangkat ke Eropa.
"Oleh alasannya adalah itu kami berkomitmen untuk membuka jalan masuk seluas-luasnya kepada para pelajar Indonesia dan penyelenggaraan EHEF setiap tahunnya ini ialah bukti dari akad tersebut," tandasnya.
Diketahui, selain di Jakarta, EHEF juga sudah diselenggarakan untuk pertama kalinya di Bandung pada 8 November 2018 lalu dan akan dibarengi dengan penyelenggaraan ke-4 di Yogyakarta pada tanggal 13 November 2018 mendatang.
Eropa menjadi tujuan yang makin terkenal di kalangan pelajar Indonesia untuk melanjutkan pendidikan tingginya, EHEF diselenggarakan merespon kian meningkatnya minat studi di Eropa.
“EHEF 2018 memperlihatkan potensi bagi para pelajar Indonesia untuk berjumpa langsung dengan perwakilan dari universitas-universitas di Eropa dan menerima isu tentang pendidikan yang mereka tawarkan. Pengunjung juga mampu mendapatkan informasi tentang bagan beasiswa yang diberikan oleh Uni Eropa dan negara-negara anggotanya, serta beasiswa dari Pemerintah Indonesia."
Ia menambahkan tiap tahun, kurang lebih sebanyak 1.600 beasiswa Uni Eropa ditawarkan bagi pelajar Indonesia dan para akademisi lewat acara unggulan ’Erasmus+’ dan melalui negara-negara anggota Uni Eropa.
Tiap tahun, program Erasmus+ juga merealisasikan potensi bagi lebih dari 200 akademisi dan pelajar Eropa untuk tiba ke banyak sekali universitas di Indonesia untuk memberi kuliah, pembinaan dan berpartisipasi dalam pertukaran kredit jangka pendek.
"Menempuh pendidikan di luar negeri lebih dari sekedar menjangkau kualifikasi akademis. Pengalaman tersebut menjadi proses untuk membentuk kepribadian, mengembangkan sikap berdikari serta membuka pengetahuan. Eksposur terhadap budaya baru, terjadinya pertukaran wawasan dan keahlian, tentu akan memberi inspirasi pelajar Indonesia dan membantu mereka dalam menjalani kehidupan profesional di era depan,” tandas Guérend.
Berdasarkan data terkini, jumlah pelajar Indonesia yang berangkat ke Eropa pada akhir 2017 sebanyak 6.300 orang dan secara keseluruhanlebih dari 11.000 siswa dan akademisi Indonesia dikala ini sedang menempuh pendidikan di Eropa.
Sementara itu, Nada Marsudi mengakui bila universitas-universitas di Eropa diketahui sangat mapan dan terlatih panjang dalam mengelola Pendidikan Tinggi. Banyak acara studi yang sesuai dengan keperluan pelajar Indonesia mulai dari teknologi pangan, teknologi berita komunikasi, transportasi, laut, energi hingga pertanian.
"Pelajar-pelajar Indonesia dapat berguru dan pengalaman seluas-luasnya di sana, namun besar keinginan kami semoga putra-putri bangsa ini kembali ke tanah air untuk membangun bangsa Indonesia sesudah mereka menuntaskan studinya," tandasnya. (JS)
SIMAK VIDEO
EHEF 2018 Diserbu Para Milenial
(Dalam Proses Editing)
* Jika merasa artikel ini berfaedah, silakan dishare pada kerabat, sahabat dan teman-temanmu. Sumber https://www.kalderanews.com/