Housing Dan Family Allowance, Problem Paling Pelik Bagi Awardee Lpdp

Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan  Housing dan Family Allowance, Masalah Paling Pelik bagi Awardee LPDP
Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Rionald Silaban bersama tim di Kantor Nuffic di Den Haag, Belanda, Senin, 19 November 2018 (KalderaNews/Fajar H)
DEN HAAG, KalderaNews.com - Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Rionald Silaban dan tim mengaku ingin mencar ilmu banyak dari Nuffic yang terlatih dalam hal pengelolaan beasiswa dan menjalin kerjasama dengan universitas atau akademi tinggi. Hal ini ditegaskannya usai mengikuti diskusi bersama 20 universitas di Belanda yang diadakan di Kantor Nuffic, Den Haag, pada Senin, 19 November 2018 kemudian.

“Nuffic itu organisasi besar di Belanda. Kita mau belajar dari pengalaman Nuffic dalam melaksanakan organisasinya, dalam kaitannya dengan bantuan beasiswa, lalu juga kerjasama dengan universitas-universitas,” tegasnya pada tim KalderaNews yang sedang di Belanda dalam rangka "KalderaNews Jelajah Negeri Kincir Angin 2018" yang diprakarsai oleh Nuffic Neso Indonesia.


BACA JUGA:
Keren! Hasil Kerja Part Time Bisa Boyong Keluarga ke Belanda! Kok Bisa?
Masak Bareng dan Kerja Part-Time Bukan Cara Paling Konyol untuk Survive di Belanda
Jangan Ngaku Technology Enthusiast Kalau Belum Kuliah di Sillicon Valley-nya Eropa!
Gaung International Students' Day 2018 dari Kota Pelajar Delft di Belanda
Gegar Budaya Mahasiswa Indonesia di Belanda, Apa yang Harus Dilakukan?

Nuffic Puji Keterbukaan dan Transparansi LPDP

 
Rio juga mengucapkan terima kasih atas ketertarikan sejumlah universitas di Belanda dengan acara-program LPDP yang berkomitmen membantu mahasiswa Indonesia untuk sukses studi di Negeri Kincir Angin.

Kendati demikian, dia juga tetap mendesak universitas-universitas di Belanda untuk lebih mengamati mahasiswa Indonesia.

"Kita mengalirkan rupiah kita ke negara ini. Kita minta perguruan tinggi Belanda mengamati kebutuhan mahasiswa kita, misalnya housing, panduan supervisor, equal treatment dan perlunya kejelasan biaya studi atau tuition fee. Pokoknya, kepentingan terkait dengan problem-persoalan yang dihadapi mahasiswa kita di Belanda," tandas Rio.

Dengan desakan dari Rio pada universitas di Belanda ini diharapkan pihak universitas di Belanda memang bisa menunjukkan solusi dan dispensasi pada mahasiswa Indonesia, utamanya pada kebutuhan pokok, mirip housing.

Pembenahan Internal

Program beasiswa LPDP memang perlu terus dibenahi secara internal. Misalkan, soal housing bagi para awardee ini. Pihak LPDP juga perlu mencari jalan keluarnya. Mencari housing di kota besar mirip Amsterdam, Groningen, dan kota lainnya amatlah susah.

Padahal, indekos atau housing yaitu kebutuhan pokok bagi pelajar Indonesia di Belanda. Karena, bila tidak mempunyai housing, pelajar akan terkena dilema, bahkan bisa berbuntut panjang.

Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan  Housing dan Family Allowance, Masalah Paling Pelik bagi Awardee LPDP
Ahmad Dzulfikar (kanan), Mahasiswa PhD Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Vrije Universiteit Amsterdam (VU) di Amsterdam, Belanda (KalderaNews/Fajar H)
Baik bagi mahasiswa gres maupun mahasiswa yang telah usang menetap di Belanda, mencari housing itu tidak mudah. Ini bukan rahasia lagi. Sewa housing cenderung rumit dan memiliki regulasinya tersendiri. Setidaknya itulah yang dikemukakan oleh Ahmad Dzulfikar, Mahasiswa PhD Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Vrije Universiteit Amsterdam (VU).

“Kompetitif banget soal housing. Jaringan sudah tersedia, namun terbentur dengan hukum, mirip tidak mampu sewa apartemen eksklusif ke owner, namun ke makelar atau pihak ketiga yang resmi,” tutur pria yang akrab disapa Dzul.

Family Allowance

Selain dilema housing, ada juga family allowance. Permasalahan timbul saat menenteng keluarga. LPDP menyediakan family allowance bagi pelajar yang menjinjing istri atau suami bareng anak. Tanggungannya sebesar 25% dari jatah allowance pelajar terhadap istri atau suami dan anak. LPDP menghalangi cuma untuk 2 anak yang ditanggung oleh family allowance.

“LPDP ngeluarin family allowance, namun cairnya agak usang,” timpal Insan Firdaus, mahasiswa PhD Jurusan Clinical Neuro and Developmental Psychology Vrije Universiteit Amsterdam (VU).

Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan  Housing dan Family Allowance, Masalah Paling Pelik bagi Awardee LPDP
Insan Firdaus, mahasiswa PhD jurusan Clinical Neuro and Developmental Psychology Vrije Universiteit Amsterdam (VU) di Amsterdam, Belanda (KalderaNews/Fajar H)
Sedemikian peliknya problem family allowance memaksa pelajar Indonesia yang karenanya memulangkan anggota keluarga mereka kembali ke Tanah Air. Family allowance tidak cukup untuk menjaga kelancaran hidup anggota keluarga selama di Belanda.

Untuk menghindari hal serupa, Insan mengaku menyiasatinya dengan mengajak istrinya untuk melakukan pekerjaan . Selain menerima penghasilan tambahan, pastinya agar dapur tetap ‘mengebul’.

Siasat lain yang dijalankan Insan adalah mengajukan Toeslag. Saat ini, Insan hanya menunggu keputusan pemerintah untuk pengajuan Toeslag. Diketahui, Toeslag itu subsidi atau pinjaman dari pemerintah Belanda, berupa pemberian atau bantuan finansial untuk sewa rumah dan untuk asuransi kesehatan kepada warga Belanda atau yang mempunyai izin tinggal di Belanda, mirip para pelajar atau mahasiswa. (FH).

 SIMAK VIDEO
Studi Banding LPDP ke Nuffic di Den Haag 2018
Oleh
Direktur Utama LPDP, Rionald Silaban
* Jika merasa postingan ini berguna, silakan dishare pada saudara, sahabat dan sahabat-temanmu.
Sumber https://www.kalderanews.com/

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama